Hubungan Pengetahuan dan Perilaku mengenai Hipertensi dengan Tekanan Darah Buruh Tani Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Mumbulsari Jember
Abstract
Prevalensi hipertensi di dunia terutama di Indonesia masih tergolong tinggi. Data Riskesdas 2018 menunjukkan 34,1% jumlah kasus hipertensi ditemukan di Indonesia, dengan 36,3% kasusnya terdapat di Jawa Timur, khususnya Kabupaten Jember sebanyak 6,63%. Petani dan buruh tani merupakan kelompok pekerjaan dengan prevalensi hipertensi tertinggi ketiga sebesar 36,1% berdasarkan Riskesdas 2018. Hipertensi pada buruh tani umumnya disebabkan oleh gaya hidup yang menjadi faktor risiko terjadinya hipertensi, seperti konsumsi makanan tinggi lemak atau kolesterol, konsumsi garam atau natrium, dan kebiasaan merokok. Selain itu, faktor risiko hipertensi pada buruh tani juga berasal dari lingkungan kerjanya yang mengakibatkan stres. Prevalensi hipertensi yang tinggi salah satunya disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan perilaku masyarakat mengenai hipertensi. Pengetahuan mengenai hipertensi berpengaruh pada terbentuknya perilaku pengendalian hipertensi sehingga berdampak pada nilai tekanan darah. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan perilaku mengenai hipertensi dengan tekanan darah buruh tani yang mengalami hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Mumbulsari Jember.
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian analitik observasional dengan desain cross sectional. Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Mumbulsari Jember pada bulan September - Desember 2022. Populasi penelitian yakni buruh tani yang mengalami hipertensi yang menjadi peserta Posbindu di 7 desa sesuai wilayah kerja Puskesmas Mumbulsari Jember. Sampel yang diambil adalah sebanyak 42 orang menggunakan teknik total sampling dengan memperhatikan kriteria inklusi dan eksklusi. Data penelitian terdiri atas data primer dan sekunder. Data primer berupa nilai tekanan darah yang diukur menggunakan sfigmomanometer, nilai pengetahuan mengenai hipertensi yang diukur menggunakan kuesioner Hypertension Knowledge-Level Scale (HK-LS), dan nilai perilaku mengenai hipertensi yang diukur menggunakan kuesioner High Blood Pressure – Self Care Profile – Behaviour Scale (HBP-SCP-BS). Data sekunder berupa data rekam medis sampel penelitian yang diberikan oleh Puskesmas Mumbulsari. Pengisian kuesioner dilakukan dengan wawancara terstruktur.
Hasil penelitian berdasarkan riwayat sosiodemografi didapatkan mayoritas subjek berjenis kelamin perempuan, berusia 51-60 tahun, dan memiliki riwayat pendidikan terakhir di sekolah dasar (SD). Selain itu, berdasarkan riwayat klinis didapatkan hasil mayoritas subjek tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi pada keluarga, tidak menggunakan obat antihipertensi, dan memiliki asuransi kesehatan BPJS. Distribusi pengetahuan subjek mengenai hipertensi berdasarkan nilai kuesioner HK-LS, sebagian besar termasuk dalam kategori pengetahuan cukup sebesar 61,90%. Kemudian distribusi perilaku subjek mengenai hipertensi berdasarkan nilai kuesioner HBP-SCP-BS, sebagian besar subjek termasuk dalam kategori perilaku cukup sebesar 57,14%. Distribusi nilai tekanan darah subjek sebagian besar termasuk dalam kategori hipertensi stage 1 sebesar 47,61%. Uji bivariat antara variabel pengetahuan dengan tekanan darah menggunakan uji Mann-Whitney mendapatkan p value sebesar 0,174 yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan mengenai hipertensi dengan tekanan darah. Sedangkan uji bivariat antara variabel perilaku dengan tekanan darah menggunakan uji Mann-Whitney mendapatkan p value sebesar 0,007 yang berarti ada hubungan yang signifikan antara perilaku mengenai hipertensi dengan tekanan darah.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan antara pengetahuan mengenai hipertensi dengan tekanan darah, tetapi ada hubungan antara perilaku mengenai hipertensi dengan tekanan darah. Hal tersebut dikarenakan pengetahuan tidak secara langsung berhubungan dengan tekanan darah pada buruh tani yang menderita hipertensi. Namun, perilaku dapat berhubungan secara langsung dengan tekanan darah karena berkaitan dengan gaya hidup dan terapi hipertensi. Pengetahuan tidak serta merta mengubah perilaku seseorang untuk mengendalikan hipertensi. Oleh karena itu, dibutuhkan kesadaran diri pada setiap penderita hipertensi agar berperilaku baik dalam perawatan hipertensi. Kesadaran tersebut dapat didukung oleh pengetahuan yang baik pula. Pengetahuan mengenai hipertensi dapat diberikan oleh layanan kesehatan dalam hal ini Puskesmas Mumbulsari Jember melalui edukasi sebagai upaya solutif penanganan hipertensi.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]