dc.contributor.author | SAFITRI, Athiyah Naura | |
dc.date.accessioned | 2024-08-14T02:31:48Z | |
dc.date.available | 2024-08-14T02:31:48Z | |
dc.date.issued | 2023-12-28 | |
dc.identifier.nim | 202010101124 | en_US |
dc.identifier.uri | https://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/123871 | |
dc.description.abstract | Sectio Caesarea (SC) atau operasi sesar merupakan persalinan janin dengan metode laparotomi dan histerotomi. Pada tahun 2013 – 2018 terjadi peningkatan jumlah SC hingga 12,2% di Jawa Timur. Peningkatan angka kelahiran dengan SC tentunya membutuhkan peningkatan dalam pelayanan operatif yang dapat mempercepat proses rehabilitasi dan pemulangan pasien. Metode terbaru yang bertujuan untuk mempercepat proses rehabilitasi dan pemulangan pasien dikenal dengan metode ERACS (Enhanced Recovery After Caesarean Surgery). Dosis anestesi yang diberikan antara SC konvensional dengan ERACS berbeda. Pada SC metode konvensional, dosis bupivakain yang diberikan berkisar 8,8 – 15 mg. Sedangkan pada SC metode ERACS, pasien diberikan anestesi dalam dosis yang rendah, yaitu <10 mg bupivakain. Apgar score merupakan metode penilaian cepat berdasarkan respons fisiologis terhadap proses persalinan dan juga digunakan sebagai penilaian respons terhadap resusitasi. Apgar score dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti usia kehamilan, kelainan kongenital, dan dosis obat anestesi. Penelitian ini bertujuan melihat apakah ada pengaruh antara SC metode konvensional dan ERACS terhadap Apgar score bayi.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik menggunakan data rekam medis RS Bina Sehat Jember periode September 2022 - Agustus 2023. Jumlah sampel penelitian berjumlah 92 sampel, dengan 46 bayi lahir menggunakan SC konvensional dan 46 bayi lahir menggunakan SC ERACS. Data dianalisis menggunakan chi square untuk mengatahui apakah terdapat perbedaan signifikan pada Apgar score bayi antara metode SC konvensional dengan SC metode ERACS.
Pada hasil penelitian didapatkan 76 bayi lahir dengan Apgar score baik, 16 bayi lahir dengan Apgar score sedang, serta tidak ada bayi yang lahir dengan Apgar score rendah. Usia ibu yang masuk ke dalam kelompok usia produktif (20-35 tahun) memiliki perbandingan Apgar score yang lebih baik dibandingkan 2 kelompok lainnya.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak ada perbedaan signifikan antara Apgar score bayi yang lahir menggunakan sectio caesarea metode konvensional dengan bayi yang lahir menggunakan sectio caesarea metode Enhanced Recovery After Caesarean Surgery (ERACS) dengan nilai p=0,099. | en_US |
dc.language.iso | other | en_US |
dc.publisher | Fakultas Kedokteran | en_US |
dc.subject | ERACS | en_US |
dc.subject | Enhanced Recovery After Caesarean Surgery | en_US |
dc.subject | Sectio Caesarea | en_US |
dc.subject | Apgar Score | en_US |
dc.title | Perbandingan Apgar Score pada Menit Pertama antara Sectio Caesarea Metode Konvensional dengan Enhanced Recovery After Caesarean Surgery di RS Bina Sehat Jember | en_US |
dc.type | Skripsi | en_US |
dc.identifier.prodi | Pendidikan Dokter | en_US |
dc.identifier.pembimbing1 | dr.Erfan Efendi, Sp.An | en_US |
dc.identifier.pembimbing2 | dr.Nindya Shinta Rumastika, M.Ked.,Sp.T.H.T-KL | en_US |
dc.identifier.validator | reva | en_US |
dc.identifier.finalization | 0a67b73d_2024_07_tanggal 10 | en_US |