Skrining Bakteri Simbion Asal Kelenjar Saliva dan Midgut Vektor Primer Demam Berdarah Dengue (DBD) Aedes aegypti
Abstract
Bakteri simbion yang berasal dari organ kelenjar saliva dan midgut vektor
nyamuk diketahui memiliki peranan penting dalam proses transmisi patogen yang
dibawanya. Keberadaan bakteri tersebut menjadi mekanisme sistem pertahanan
nyamuk saat terinfeksi dengue maupun pathogen lain. Mekanisme ini dapat
meningkatkan atau menurunkan infektivitas transmisi patogen ke inang manusia.
Karena pentingnya peranan bakteri simbion tersebut banyak penelitian maupun
riset dilakukan dengan tujuan mengkarakterisasi bakteri simbion dari organ kelenjar
saliva maupun midgut dari nyamuk Aedes aegypti yang kedepannya memiliki
potensi sebagai agen dalam pengendalian vektor nyamuk. Penelitian ini bertujuan
untuk karakterisasi nyamuk Aedes agegypti secara morfologi maupun molekuler
dan mengkarakterisasi bakteri simbion dari organ kelenjar saliva dan midgut Aedes
aegypti serta mengetahui potensi proteolitik yang dimilikinya.
Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi koleksi dan
identifikasi morfologi dan molekuler menggunakan marka molekuler Internal
Transcribed Spacer 2 (ITS2) vektor nyamuk Aedes aegypti, isolasi bakteri simbion
dari organ kelenjar saliva dan midgut, identifikasi morfologi bakteri yang
dilanjutkan dengan uji patogenesitas bakteri menggunakan media BAP (Blood Agar
Plate), uji protease menggunakan media SMA (Skim Milk Agar) yang dilanjutkan
dengan identifikasi molekuler berbasis marka molekuler 16S rRNA untuk bakteri
yang berpotensi memiliki aktivitas proteolitik.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan secara morfologi Aedes aegypti
memiliki karakteristik mesepimeron tidak terbentuk huruf V pada sisiknya,
mesonatum terdapat garis longitudinal submedian dan memiliki lyre. Karakteristik
molekuler dengan marka Internal Transcribed Spacer 2 ITS2 menunjukkan bahwa
sampel nyamuk memiliki homologi 100% dengan Aedes aegypti ON652374.1 dari
Sumbersari dengan nilai bootstrap sebesar 98%. Enam bakteri koloni tunggal
dipilih berdasarkan keberagaman morfologinya dan diberikan kode yaitu Aesg2,
Aesg6 dan Aesg11 untuk isolat yang berasal dari kelenjar saliva, serta tiga isolat
dari midgut yaitu Aemg7, Aemg12 dan Aemg14, dipilih untuk dilakukan
karakterisasi lebih lanjut. Enam bakteri yang dipilih menunjukkan hasil negatif dari
uji hemolitik yang mengindikasikan rendahnya kemungkinkan karakter
patogenesitas isolat. Sementara itu hanya isolat Aesg11 yang memiliki aktivitas
proteolitik, dengan indeks proteolitik yang tinggi dengan nilai 5 bahkan ketika
dibandingkan dengan kontrol positif dengan nilai 3. Hal ini mengindikasikan
potensi isolat Aesg11 sebagai sumber protease ekstraseluler dengan dikukung data
dari hasil uji menggunakan Protease Assay Kit. Hasilnya menunjukkan nilai
aktifitas protease ektraseluler Aesg11 lebih tinggi daripada aktifitas protease yang
intraselulernya. Identifikasi secara molekuler menggunakan marka 16S-rRNA
menunjukkan bahwa isolat Aesg11 yang berasal dari kelenjar saliva adalah spesies
Aeromonas caviae dengan tingkat similaritas hingga 98% sementara itu bakteri dari
midgut isolat Aemg12 yaitu merujuk pada spesies Leclercia sp dengan tingkat
similiritas 100%.
Collections
- MT-Biotechnology [8]