Hubungan Kepatuhan Konsumsi Obat Antihipertensi dengan Kejadian Hipertensi Intradialitik pada Pasien Hemodialisis di RSD dr. Soebandi Jember
Abstract
Penyakit gagal ginjal kronik merupakan salah satu masalah kesehatan global
dengan jumlah penderita setiap tahun meningkat. Gagal ginjal kronik
diklasifikasikan menjadi lima tahap berdasarkan nilai laju filtrasi glomerulus (LFG)
dengan atau tanpa bukti adanya kerusakaan ginjal. Pada gagal ginjal kronik stadium
akhir penderita memerlukan terapi pengganti ginjal yaitu transplantasi ginjal atau
hemodialisis. Hemodialisis dapat menimbulkan berbagai komplikasi, salah satu
komplikasi kardiovaskular yang cukup dikenal pada pasien yang menjalani
hemodialisis rutin adalah hipertensi intradialitik. Hipertensi intradialitik adalah
suatu peningkatan tekanan darah sistolik >10 mmHg dari predialisis ke post dialisis.
Tercatat sebanyak 88 pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
hemodialisis mengalami peningkatan tekanan darah dari predialitik, intradialitik,
dan post dialitik. Salah satu cara untuk menurunkan dan mengendalikan tekanan
darah yaitu dengan pemberian obat antihipertensi pada pasien hemodialisis.
Pemberian obat akan memberikan hasil yang optimal jika dosis yang diberikan
sesuai dengan kondisi pasien dan diikuti dengan kepatuhan pengobatan. Penelitian
ini tentang kepatuhan konsumsi obat antihipertensi dengan hipertensi intradialitik
pada pasien yang menjalani perawatan hemodialisis sangat terbatas di seluruh dunia
ataupun di Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara kepatuhan konsumsi obat antihipertensi dengan kejadian
hipertensi intradialitik pada pasien hemodialisis.
Desain penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan
pendekatan cross sectional. Data Sekunder diperoleh dari rekam medis di RSD dr.
Soebandi dan data primer dikumpulkan dari kuisioner MMAS-8 yang diisi secara
langsung di ruang hemodialisis. Populasi yang digunakan yaitu pasien gagal ginjal
kronik yang menjalani hemodialisis dengan usia ≥ا18اtahun dengan minimal 2 kali
hemodialisis setiap minggu, minimal menjalani hemodialisis 4 minggu dengan
durasi 4-5 jam, dan selama menjalani perawatan hemodialisis pasien mengonsumsi
obat antihipertensi. Pengambilan sampel menggunakan total sampling yang
didapatkan 88 sampel. Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis dengan uji
chi square.
Hasil statistik menunjukkan bahwa sebagian besar pasien gagal ginjal
kronik yang menjalani hemodialisis memiliki kepatuhan yang rendah dalam
mengonsumsi obat (54,5%) dan terjadi hipertensi intradialitik pada pasien yaitu 62,5%.
Hasil uji chi square menunjukkan bahwa nilai p-value <0,001 yang berarti nilai p<0,05
yang menunjukkan bahwa variabel kepatuhan minum obat mempunyai hubungan
yang bermakna secara statistik dengan hipertensi intradialitik pada pasien
hemodialisis. Sedangkan untuk variabel perancu yaitu jenis kelamin, usia,
interdialytic weight gain, lama hemodialisis, durasi hemodilaisis, jumlah obat antihipertensi, dan komorbid menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna dengan hipertensi intradialitik pada pasien hemodialisis. Kesimpulan
pada penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan antara kepatuhan
konsumsi obat antihipertensi dengan hipertensi intradialitik pada pasien
hemodialisis
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]