Penentuan Kadar Air pada Bubuk Coklat Menggunakan Metode Spektroskopi Nir (Near Infra Red) dan Kemometrik
Abstract
Air merupakan salah satu parameter yang dapat mempengaruhi mutu
bubuk cokelat. Syarat pengujian kadar air pada bubuk coklat yaitu maksimal 5%.
Tingginya kandungan air pada bubuk coklat dapat menyebabkan tumbuhnya
mikroba atau jamur sehingga mengakibatkan penurunan mutu atau bubuk rusak.
Pada penelitian ini digunakan dua metode dalam penentuan kadar air yaitu
menggunakan spektroskopi NIR (Near Infra Red) dan gravimetri sebagai metode
pembanding.
Spektroskopi NIR (Near Infra Red) dipilih karena memiliki kemampuan
menganalisis dengan kecepatan tinggi, penggunaan preparat sederhana, non
destruktif, tidak memerlukan bahan kimia dan tidak menimbulkan polusi. Namun,
data yang dihasilkan berupa spektra yang besar dan bertumpuk sehingga tidak
memungkinkan untuk dianalisis hanya dengan melihat grafik panjang
gelombangnya. Grafik dapat diolah menjadi informasi dengan analisis multivariat
atau biasa disebut metode kemometrik. Analisis multivariat yang digunakan yaitu
Partial Least Square (PLS), Principal Component Regression (PCR) dan Support
Vector Regression (SVR).
Berdasarkan hasil penelitian, model kalibrasi PLS memberikan hasil
terbaik dengan nilai R-square kalibrasi sebesar 0,9777; dan RMSE 0,4507. Model
yang terbentuk dilakukan validasi silang, LOOCV menghasilkan R-square ≥ 0,91
dan 2-FCV menghasilkan R-square sebesar 0,9862. Model PLS yang telah
divalidasi kemudian diaplikasikan pada 5 sampel nyata. Kadar air yang diperoleh
dengan metode spektroskopi NIR-Kemometrik pada masing masing kode sampel;
P sebesar 3,9877%; Q sebesar 4,9807%; R sebesar 5,1231%; S sebesar 5,8019%
dan T sebesar 5,4636%. Hasil prediksi spektroskopi NIR-Kemometrik kemudian
dibandingkan dengan kadar yang diperoleh dari metode gravimetri. Hasil
penetapan kadar air sampel nyata dari kedua metode ini kemudian dianalisis secara statistik dengan uji t dua sampel berpasangan untuk mengetahui apakah
kedua metode tersebut memiliki perbedaan yang signifikan atau tidak. Hasil uji t
dua sampel berpasangan menunjukkan tidak ada perbedaan dari dua metode
tersebut dengan nilai signifikansi sebesar 0,474 dan dilakukan juga uji t dua
sampel berpasangan pada model kalibrasi PCR dan SVR dengan nilai signifikansi
sebesar 0,591 dan 0,769.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1468]