Show simple item record

dc.contributor.authorABIDAH, Shofiah Miftah
dc.date.accessioned2024-08-12T06:45:53Z
dc.date.available2024-08-12T06:45:53Z
dc.date.issued2023-10-04
dc.identifier.nim192210101131en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/123540
dc.descriptionvalidasi_repo_firli_Desember_2023_19en_US
dc.description.abstractTuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit yang sampai saat ini masih menjadi tantangan global dan menjadi target dunia dalam upaya pengendaliannya. Penyakit TB disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang dapat ditularkan secara langsung melalui udara (contohnya batuk). Ketidakpatuhan pasien TB dalam minum obat menjadi faktor penyebab semakin tingginya kasus TB serta pengobatan menjadi tidak adekuat dan menyebabkan terjadinya resistensi obat anti-tuberkulosis (OAT) yang salah satunya adalah Multi-drug Resistant Tuberculosis (MDR-TB). MDR-TB merupakan penyakit TB yang terjadi karena adanya resistensi minimal terhadap dua obat anti TB yang menjadi lini pertama pada terapi TB terutama yaitu rifampisin dan isoniazid secara bersamaan dengan atau tanpa resisten terhadap obat lini pertama lainnya. Terapi pengobatan untuk MDR-TB yang direkomendasikan oleh WHO yaitu regimen Short-term Regimen (STR) all-oral yang mengandung bedaquiline dengan durasi pengobatan selama 9-12 bulan, dan regimen Long-term Regimen (LTR) dengan durasi pengobatan selama 18-20 bulan. Lamanya durasi pengobatan yang dibutuhkan dan pemilihan pengobatan yang aman serta efektif, membutuhkan terapi yang lebih kompleks, dan mahalnya biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan pasien MDR-TB, maka perlu dilakukan analisis efektivitas biaya untuk melihat terapi antibiotik yang memiliki nilai cost-effective yang tinggi pada pasien MDR-TB, utamanya di Rumah Sakit Paru Jember. Penelitian ini adalah studi farmakoekonomi dengan melihat biaya dan efektivitas terapi antibiotik pada pasien MDR-TB. Jenis penelitian yang digunakan yaitu dengan metode cross sectional dengan pengumpulan data secara retrospektif. Data yang digunakan yaitu biaya dan efektivitas terapi antibiotik pada pasien MDRTB di Rumah Sakit Paru Jember yang diambil selama 3 tahun terakhir yaitu 2020- 2022. Data pada penelitian ini diambil dari website SITB di bagian poli MDR-TB dan di bagian instalasi farmasi Rumah Sakit Paru Jember. Untuk teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling. Pasien MDR-TB periode 2020-2022 yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 122 pasien. Analisis efektivitas biaya yang dibandingkan adalah rata-rata total biaya terapi antibiotik dengan efektivitas terapi yang dilihat berdasarkan outcome tingkat kesembuhan pasien MDR-TB. Pengumpulan data dilakukan dengan mencatat data yang telah terkumpul ke dalam Lembar Pengumpul Data (LPD) dan pengolahan data dilakukan dengan menggunakan perhitungan Average Cost Effectiveness Ratio (ACER ) dan Incremental Cost Effectiveness Ratio (ICER) untuk melihat terapi antibiotik mana yang cost-effective. Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa profil pasien MDR-TB di Rumah Sakit Paru Jember periode 2020-2022 mayoritas terjadi pada pasien kelompok usia 45-54 tahun (23,77%), jenis kelamin laki-laki (59,92%), dan pasien dengan komorbid DM (13,93%). Terapi antibiotik yang banyak digunakan atau diberikan pada pasien MDR-TB adalah terapi antibiotik dengan regimen STR (72,13%) dengan durasi pengobatan 9-12 bulan. Terapi antibiotik dengan rata-rata total biaya yang rendah adalah terapi antibiotik dengan regimen STR sebesar Rp 8.323.479/tingkat kesembuhan. Parameter efektivitas dengan outcome sembuh terbanyak terdapat pada pasien yang mendapatkan regimen STR dengan persentase sembuh sebanyak 50,00%. Analisis efektivitas biaya pada dua regimen dengan nilai ACER terendah diperoleh dari regimen STR sebesar Rp 16.646.959/tingkat kesembuhan yang dikeluarkan untuk meningkatkan 100% tingkat kesembuhan, sehingga regimen STR merupakan regimen yang lebih cost-effective. Nilai ICER regimen STR terhadap regimen LTR sebesar -Rp 40.963.800/tingkat kesembuhan yang artinya untuk meningkatkan 100% tingkat kesembuhan dibutuhkan biaya sebesar -Rp 40.963.800. Berdasarkan interpretasi kuadran, regimen STR lebih costeffective dibandingkan dengan regimen LTR, karena regimen STR berada di kuadran II (dominan) sehingga menjadi pilihan utama.en_US
dc.description.sponsorshipDr. apt. Afifah Machlaurin, S.Farm., M.Sc. apt. Ema Rachmawati, S.Farm., M.Sc.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Farmasien_US
dc.subjectMDR-TBen_US
dc.subjectTerapien_US
dc.subjectTuberkulosisen_US
dc.subjectFarmakoekonomien_US
dc.titleAnalisis Efektivitas Biaya Terapi Antibiotik pada Pasien Multi-Drug Resistant Tuberculosis (MDR-TB) Di Rumah Sakit Paru Jemberen_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiFarmasien_US
dc.identifier.pembimbing1Dr. apt. Afifah Machlaurin, S. Farm., M. Sc.en_US
dc.identifier.pembimbing2apt. Ema Rachmawati, S. Farm., M. Sc.en_US
dc.identifier.validatorvalidasi_repo_firli_Desember_2023_19en_US
dc.identifier.finalization0a67b73d_2024_07_tanggal 10en_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record