Respon Imun Humoral (IgG) Mencit (Mus musculus) Pasca Injeksi dengan Fraksi Protein 47 kDa Kelenjar Saliva Aedes albopictus
Abstract
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah salah satu penyakit endemik yang
berada di sebagian wilayah subtropis dan seluruh wilayah tropis. DBD disebabkan
oleh virus Dengue (DENV) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti
sebagai vektor primer dan Aedes albopictus yang berpotensi sebagai vektor primer
juga. Transmisi penyebaran DENV oleh vektor ke dalam tubuh manusia melalui
saliva nyamuk pada proses blood-feeding. Kelenjar saliva nyamuk mengandung
komponen vasodilator dan imunomodulator. Injeksi saliva pada kulit inang dapat
menyebabkan respon humoral dengan pembentukan antibodi. Diketahui bahwa
kelenjar saliva Ae. albopictus mengandung protein imunogenik pada fraksi 31, 47
dan 67 kDa yang mampu memodulasi respon imun inang. Protein 47 kDa diduga
protein serpin yang berfungsi sebagai antikoagulan dan antiinflamasi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui respon imun humoral (IgG) pada hewn coba menncit
(Mus musculus) pasca injeksi dengan protein imunogenik 47 kDa dari kelenjar
saliva Ae. albopictus.
Metode penilitian ini meliputi landing collection dan rearing Ae.
albopictus, isolasi kelenjar saliva, analisis profil protein kelenjar saliva Ae.
albopictus menggunakan metode SDS-PAGE, purifikasi protein dengan proses
elektroelusi dan dialisis, perlakuan hewan coba, preparasi serum darah, pengukuran
kadar IgG dengan metode ELISA, dan analisis data. Hewan coba mencit yang
digunakan sebanyak 21 ekor dibagi menjadi 3 kelompok perlakuan dengan jumlah
masing-masing kelompok sebanyak 7 ekor. Hewan coba yang digunakan dalam
penelitian ini dilakukan berdasarkan prosedur Ethical Clearance nomor
2068/UN25.8/KEPK/DL/2023. Kelompok hewan coba dibagi menjadi tiga yaitu
kelompok A yang merupakan kontrol negatif (diinjeksikan dengan PBS pH 7,4),
Kelompok B yang merupakan kontrol adjuvant (diinjeksi dengan adjuvant), dan kelompok C yang merupakan perlakuan (diinjeksi dengan protein 47 kDa (0,1
µg/µL) + Adjuvant). Proses injeksi dilakukan setiap dua minggu sekali selama
enam minggu. Pengambilan darah dilakukan sejak hari ke-0. Darah yang diambil
kemudian disentrifugasi untuk mendapatkan serum. Serum darah mengandung
kadar IgG yang akan dianilisis menggunakan metode ELISA (Enzyme-Linked
Immunosorbent Assay) yang kemudian dibaca absorbansinya pada panjang
gelombang 450 nm. Hasil tersebut dianalisis menggunakan metode One Way Anova
dan dilanjutkan dengan uji DMRT.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah kelompok C (protein 47 kDa
(0,1 µg/µL) + Adjuvant) memiliki nilai kadar IgG dengan nilai absorbansi sebesar
0,612 yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok A (diinjeksikan dengan
PBS pH 7,4) dan kelompok B (adjuvant). Kadar IgG pada kelompok C mengalami
peningkatan yang signifikan seiring dengan semakin lama injeksi ekstrak protein
47 kDa kelenjar saliva Ae albopictus yang diberikan. Peningkatan kadar IgG pada
kelompok C membuktikan bahwa injeksi berulang ekstrak protein 47 kDa kelenjar
saliva Ae. albopictus terbukti mampu menginduksi respon imun humoral (IgG)
pada mencit.