Kesejahteraan Subjektif pada Kesehatan Mental Mahasiswi di Pondok Pesantren
Abstract
Kesejahteraan subjektif merupakan salah satu pengukuran yang dapat dijadikan pengukuran dalam mengintegrasikan kesehatan mental sebagai pencegahan penyakit dan promosi kesehatan. Penelitian sebelumnya di Pondok Pesantren Al-Husna Jember, sebagian besar mahasiswi yang memiliki masalah kesehatan jiwa meliputi masalah pada gejala kognitif, gejala cemas, gejala depresi, gejala somatik, dan gejala kecemasan energi. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesejahteraan subjektif pada kesehatan mental mahasiswi yang tinggal di pondok pesantren. Penelitian ini merupakan analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional yang dilakukan di Pondok Pesantren Mahasiswi Al-Husna. Populasi sejumlah 179 mahasiswi. Sampling menggunakan simple random sampling didapat 100 sampel. Variabel dalam penelitian ini yaitu variabel terikat berupa kesejahteraan subjektif dan kesehatan mental, sedangkan variabel bebas meliputi optimisme, syukur, dan harga diri. Analisis data bivariat menggunakan uji korelasi spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa santri mahasiswi memiliki kesejahteraan subjektif sedang (66%), kesehatan mental sedang (52%), optimisme tinggi (84%), syukur tinggi (60%), dan harga diri tinggi (77%). Analisis korelasi menunjukkan terdapat hubungan antara optimisme dengan kesejahteraan subjektif (0,00<0,05), terdapat hubungan antara syukur dengan kesejahteraan subjektif (0,019<0,05), tidak terdapat hubungan antara harga diri dengan kesejahteraan subjektif (0,619>0,05), dan terdapat hubungan antara kesejahteraan subjektif dengan kesehatan mental (0,04<0,05). Pondok Pesantren dapat menjaga tingkat kesejahteraan subjektif dan kesehatan mental mahasiswi dengan cara memberikan pembelajaran dan edukasi tentang pelatihan berpikir positif, cara bersyukur yang sehat yang dikaitkan dengan ajaran Islam.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]