Pemanfaatan Kulit Kayu dan Kulit Buah sebagai Pewarna Alami Batik Tulis di Desa Bogoharjo Kabupaten Pacitan serta Pemanfaatannya sebagai Buku Ilmiah Populer
Abstract
Tumbuhan merupakan salah satu bagian dari sumber daya alam yang dapat
dimanfaatkan dengan bijak. Sejalan dengan gerakan kembali ke alam (back to
nature) salah satunya pemanfaatan tumbuhan adalah sebagai pewarna alami batik.
Selama ini pewarna batik banyak menggunakan bahan pewarna sintetis yang
mengakibatkan pemcemaran. Perlu ada upaya untuk mengurangi penggunaan
pewarna sintetis dengan cara menggali informasi pemanfaatan pewarna alami.
Jenis-jenis tumbuhan sebagai sumber pewarna alami antara lain kayu mahoni dan
kayu tingi pada bagian kulit kayu serta buah jalawe pada bagian kulit buah memiliki
kandungan pewarna alami yang dapat dimanfaatkan sebagai pewarna alami batik.
Pemanfaatan kulit kayu dan kulit buah salah satunya di Desa Bogoharjo pada dua
lokasi industri batik. Pewarna alami sebagai pewarna batik ini dapat mengurangi
dampak pencemaran dari penggunaan pewarna sintetis. Diharapkan semakin
banyak industri batik yang mengurangi penggunaan pewarna sintetis dan
menggantikan dengan pewarna alami karena pewarna sintetis memberikan dampak
buruk bagi lingkungan.
Penelitian dilakukan di Desa Bogoharjo Kecamatan Ngadirojo Kabupaten
Pacitan. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif eksploratif dengan teknik
pengambilan sampel metode purposive sampling yaitu penentuan sampel
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Sampel yang memenuhi kriteria
kriteria yaitu (1) mengetahui tentang kayu mahoni, kayu tingi dan buah jalawe; (2)
cara pembuatan pewarna alami; (3) mengetahui nilai ekonomi kayu mahoni, kayu
tingi dan buah jalawe yang digunakan untuk pewarna alami. Data diperoleh melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan kajian literatur kemudian data dianalisis
menggunakan analisis deskriptif kualitatif.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, industri batik tulis di Desa
Bogoharjo yaitu industri batik Nilo dan industri batik Anthera memanfaatkan kulit
kayu dan kulit buah sebagai pewarna alami batik. Kulit kayu yang digunakan yaitu
kulit kayu mahoni dan kulit kayu tingi serta kulit buah yang digunakan yaitu kulit
buah jalawe. Proses pembuatan pewarna alami memiliki beberapa tahapan mulai
dari penyiapan bahan (pemisahan kulit kayu dan penjemuran kulit kayu); perebusan
bahan (kulit kayu mahoni, kulit kayu tingi, dan kulit buah jalawe) untuk
menghasilkan larutan pewarna; dan penguncian warna.
Masing-masing industri batik memiliki analisis ekonomi yang berbedabeda. Industri batik tulis Nilo memperoleh laba per bulan Rp11.338.000,00 dan
pengeluaran untuk menggaji karyawan sebanyak 30 orang sebesar
Rp30.000.000,00 sehingga rata-rata penghasilan karyawan yaitu Rp30.000,00
sampai Rp40.000,00 per harinya. Industri batik tulis Anthera memperoleh laba per
bulan Rp6.725.000,00 dan pengeluaran untuk menggaji karyawan sebanyak 10 orang
sebesar Rp10.000.000,00 sehingga rata-rata penghasilan karyawan yaitu
Rp30.000,00 sampai Rp40.000,00 per harinya.
Hasil penelitian berupa Buku Ilmiah Populer. Buku ilmiah populer yang
berisi tentang jenis tumbuhan yang dimanfaatkan sebagi pewarna alami, cara
pembuatan pewarna alami serta produk batik dengan pewarna alami. Diharapkan
dengan buku ilmiah ini dapat digunakan sebagai sumber bacaan bagi masyarakat
dan menambah pengetahuan tentang pewarna alami sehingga dapat mengurangi
penggunaan pewarna sintetis. Buku ilmiah populer divalidasi oleh ahli materi, ahli
media dan pembaca. Hasil uji validasi buku ilmiah populer yang diperoleh yaitu
ahli materi 85%, ahli media 85%, dan pembaca 88% adapun rata-ratanya 86%.
Berdasarkan hasil uji validasi tersebut, buku ilmiah populer layak untuk digunakan.