Hubungan Ketahanan Pangan Keluarga dan Tingkat Konsumsi Zat Besi dengan Kejadian Anemia dan Prestasi Belajar pada Remaja Putri (Studi di Kecamatan Pakusari, Kabupaten Jember)
Abstract
Prestasi belajar siswa menunjukkan seberapa berhasil mereka dalam
belajar. Namun dalam implementasinya, kemampuan siswa untuk mencapai
prestasi belajar yang baik seringkali mengalami kegagalan. Survei Program of
International Student Assessment (PISA) pada tahun 2018 posisi Indonesia
hanya mampu menduduki peringkat 71. Capaian prestasi belajar yang rendah
merupakan salah satu dampak dari anemia. Anemia remaja putri memerlukan
perhatian khusus mengingat dampak yang ditimbulkan sangat merugikan
sehingga anemia pada remaja dapat dicegah dan ditanggulangi untuk
meningkatkan produktivitas, kemampuan kognitif, dan mempersiapkan calon ibu
yang melahirkan anak bergizi baik. Kejadian anemia pada wanita usia subur di
Indonesia berada pada tingkat sedang yakni pada angka prevalensi 20–39,9%.
Kabupaten Jember memiliki angka prevalensi 56,9% di tahun 2019 dengan
proporsi tertinggi yakni 38,2% kejadian anemia pada remaja putri berusia 16–18
tahun berada di Kecamatan Pakusari. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
hubungan antara status ketahanan pangan keluarga dan tingkat konsumsi zat besi
dengan kejadian anemia dan prestasi belajar remaja putri SMA/sederajat di
Kecamatan Pakusari Kabupaten Jember.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan
menggunakan pendekatan cross-sectional. Subjek penelitian ini adalah remaja
putri SMA/sederajat di Kecamatan Pakusari sebanyak 86 siswi. Sampel
penelitian ini menggunakan teknik proportional random sampling dan
dilaksanakan pada bulan Maret-Agustus 2023. Pengumpulan data dilakukan
dengan wawancara menggunakan kuesioner food recall 2x24 jam dan Self Administered Food Security Survey Module for Children Ages 12 Years and
Older oleh U.S. Department of Agriculture (USDA), pengukuran kadar
hemoglobin menggunakan hemometer digital yaitu Easy Touch (GCHb), lembar
observasi, dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan koefisien kontingensi
untuk melihat adanya hubungan antara status ketahanan pangan keluarga dan
tingkat konsumsi zat besi dengan kejadian anemia dan prestasi belajar remaja
putri.
Pada penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik keluarga dari
responden didapatkan hasil sebagian besar ayah (62,8%) dan ibu (69,8%)
responden berpendidikan dasar, berpendapatan < UMK Kabupaten Jember
(59,3%). Paling banyak dari mereka bertempat tinggal dengan keluarga besar
(48,8%). Sebagian besar responden berstatus rawan pangan (54,7%), memiliki
tingkat konsumsi zat besi kurang (59,3%), memiliki pencapaian prestasi belajar
cukup (53,5%), dan merupakan penderita anemia (55,8%). Berdasarkan hasil
analisis didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara status ketahanan
pangan keluarga (p=0,001) dan tingkat konsumsi zat besi (p=0,000) dengan
kejadian anemia. Terdapat hubungan signifikan antara status ketahanan pangan
keluarga (p=0,004) dan tingkat konsumsi zat besi (p=0,005) dengan prestasi
belajar.
Berdasarkan hasil tersebut disarankan agar remaja putri mengonsumsi
makanan yang dapat mencegah anemia seperti daging, telur, hati, sayur
berwarna hijau, dan buah, serta mengonsumsi tablet tambah darah pada saat
menstruasi. Saran untuk Dinas Pendidikan Kabupaten Jember agar menghimbau
setiap sekolah memberikan edukasi kepada remaja putri pentingnya pencegahan
anemia sejak dini, berkoordinasi dengan pihak puskesmas untuk diadakannya
pemeriksaan kadar hemoglobin secara rutin, serta membuat inisiasi program
pemberian makanan bergizi seimbang di sekolah. Saran untuk Kesehatan
Kabupaten menggencarkan pelaksanaan pencegahan anemia tidak terbatas pada
distribusi tablet tambah darah saja, melainkan perlu dilakukannya intervensi
pengenalan anemia dan anjuran konsumsi pangan sumber zat besi. Bagi peneliti
selanjutnya perlu untuk mengembangkan penelitian ini dengan analisis jalur,
meneliti hubungan faktor karakteristik keluarga dengan kejadian anemia dan
prestasi belajar dengan cakupan wilayah yang lebih luas, serta meneliti faktor
lain dari aspek kesehatan (status gizi berdasarkan IMT kategori kurang dan
penyakit infeksi) serta mengukur variabel kecerdasan.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]