dc.description.abstract | Cendawan entomopatogen merupakan salah satu jenis bioinsektisida yang
dapat digunakan untuk mengendalikan hama tanaman. Salah satu cendawan
entomopatogen yang memiliki kisaran inang cukup luas yakni lebih dari 25 famili
yang berbeda adalah Paecilomyces fumosoroseus . P. fumosoroseus merupakan
salah satu jenis cendawan entomopatogen yang dapat digunakan untuk
mengendalikan hama Kutukebul kedelai (Bemisia tabaci). Keberhasilan
pengendalian hama menggunakan cendawan entomopatogen ditentukan oleh
jumlah konidianya dan kemampuan perkecambahannya. Formulasi granula
dengan kerapatan konidia dan persentase perkecambahan tertentu dapat
memudahkan distribusi agen hayati secara praktis, dan tetap terjaga
patogenesitasnya.
Pada penelitian ini digunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial
dengan uji lanjut Tukey 5%. Faktor A terdiri dari bahan perekat yaitu tepung
terigu, wheat germ dan campuran keduanya, sedangkan faktor B adalah suhu
penyimpanan 4
0
C dan 25
0
C. Faktor B terdiri dari suhu penyimpanan 4
C (B1) dan
25
0
C (B2). Masing-masing kombinasi perlakuan diulang sebanyak 4 kali ulangan.
Jumlah konidia tertinggi terdapat pada perekat campuran wheat germ
dengan tepung terigu karena, campuran tepung terigu dengan wheat germ
memiliki komposisi protein dan karbohidrat yang lengkap, sedangkan jumlah
konidia yang paling rendah terdapat pada bahan perekat tepung terigu, karena
hanya mengandung karbohidrat. Sedangkan untuk suhu penyimpanan granula
yang paling baik adalah 25
0
C. Hal ini dikarenakan pada suhu 25
C persentase
perkecambahan konidia sangat tinggi Efektivitas formulasi granula P.
fumosoroseus terhadap kutu kebul adalah pada campuran wheat germ dengan
tepung terigu yang menyebabkan mikositas 92,50 %. Berdasarkan hasil penelitian
0
0
dapat disimpulkan bahwa perekat yang paling baik adalah campuran wheat germ
dengan tepung terigu, yang disimpan pada suhu 25
0
C. | en_US |