Dampak Pembuangan Limbah Cair Industri Tahu Dhofir Terhadap Kualitas Air Sumur (Studi di Desa Sidomulyo Kecamatan Semen Kabupaten Kediri)
Abstract
Air adalah salah satu sumber daya yang sangat esensial untuk menunjang kegiatan serta aktivitas manusia sehari-hari. Aktivitas manusia seperti perkantoran, peternakan, pertanian dan industri yang semakin meningkat menghasilkan jumlah limbah yang semakin besar juga. Kandungan zat organik serta residu bahan kimia yang digunakan pada proses pembuatan di industri makanan dapat menimbulkan hambatan dalam pengolahan limbah. Industri pengolahan, industri makanan, minuman dan tembakau menjadi jenis industri yang paling banyak ditemui di Kabupaten Kediri. Limbah cair yang dihasilkan oleh industri tahu mengandung bahan organik dengan konsentrasi yang tinggi. Kandungan yang tinggi pada zat organik menandakan kualitas air yang rendah atau tercemar rembesan limbah cair yang tidak aman untuk dikonsumsi. Banyaknya limbah cair yang dihasilkan industri tahu berasal dari proses pembuatan tahu yang membutuhkan banyak air. Industri Tahu Dhofir merupakan industri non formal terbesar di Kabupaten Kediri yang membuang limbah cair produksinya tanpa diolah. Penurunan kualitas air ditandai dengan munculnya bau pada air bersih yang digunakan pada pembuatan tahu. Berdasarkan hal tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan dampak pembuangan limbah cair industri tahu terhadap kualitas air sumur di Industri Tahu Dhofir Desa Sidomulyo Kecamatan Semen Kabupaten Kediri.
Penelitian ini merupakan penelitian jenis deskriptif. Sampel pada penelitian ini meliputi 1 sampel limbah cair serta 3 sampel air sumur. Pengambilan sampel menggunakan metode grab sample yang dilakukan sesaat. Data yang didapatkan meliputi hasil pengukuran volume limbah cair serta hasil uji laboratorium meliputi kualitas limbah cair tahu dan air sumur. Data dianalisis menggunakan metode statistik deskriptif untuk mendapatkan gambaran mengenai objek penelitian dengan ringkas, teratur, dan jelas.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kuantitas limbah cair yang dihasilkan Industri Tahu Dhofir sebanyak 6,92 m3/ton. Kuantitas limbah cair yang dihasilkan masih memenuhi baku mutu pada Pergub Jawa Timur No. 72 Tahun 2013. Sedangkan kualitas limbah cair yang dinilai berdasarkan parameter BOD, COD dan TSS masing-masing menunjukan angka 1278 mg/l, 5060 mg/l dan 680,0 mg/l. Berdasarkan hasil uji laboratorium ini limbah cair yang dihasilkan tidak memenuhi baku mutu Pergub Jawa Timur No. 72 Tahun 2013. Meskipun kualitas limbah cair yang dihasilkan buruk, tetapi ketiga air sumur masih memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan pada Permenkes RI No. 32 Tahun 2017. Air sumur 1 menunjukan hasil pada parameter warna yaitu sebesar <1,263 NTU, tidak berbau, kandungan TDS sebesar 296,0 mg/l dan KMnO4 sebesar 2,11 mg/l. Hasil uji air sumur 2 menunjukan hasil pada parameter warna sebesar <1,263 NTU, tidak berbau, kandungan TDS sebesar 276,0 mg/l dan KMnO4 sebesar 1,88 mg/l. Sedangkan air sumur 3 menunjukan hasil pada parameter warna sebesar 8,416 NTU, tidak berbau, kandungan TDS sebesar 284,0 mg/l dan KMnO4 sebesar 1,73 mg/l.
Kesimpulan penelitian ini adalah kuantitas limbah cair yang masih memenuhi baku mutu namun secara kualitas berdasarkan parameter BOD, COD dan TSS limbah cair melebihi baku mutu. Sedangkan kualitas air sumur yang diteliti pada parameter warna, bau, TDS dan KMnO4 masih memenuhi baku mutu. Saran yang dapat diberikan adalah pengawasan dan sosialisasi mengenai pengelolaan limbah cair oleh DLH Kabupaten Kediri serta kerja sama dengan Dinas Perdagangan untuk pembagunan sentra pembuatan tahu. Masyarakat sebagai pengguna diharapkan dapat memperhatikan kondisi fisik sumur, melakukan pemasangan filter pada saluran air dan pemasakan sebelum digunakan. Sedangkan pemilik industri tahu diharapkan dapat melakukan pengolahan serta pengecekan rutin pada kualitas limbah cair sebelum dibuang.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]