Hubungan Sanitasi Lingkungan Penyakit Diare dan Asupan Protein dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 24-59 Bulan (Studi di Desa Grujugan Lor Kabupaten Bondowoso)
Abstract
Stunting merupakan suatu kondisi balita dengan status gizi berdasarkan TB/U dibandingkan
dengan standar baku WHO nilai z-score -3 SD sd <-2SD. Kejadian stunting di Kabupaten
Bondowoso pada tahun 2022 menempati peringkat ke-2 se Jawa Timur sebesar 32% lebih tinggi dari
target nasional yaitu 14%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan sanitasi
lingkungan penyakit diare, dan asupan protein dengan kejadian stunting pada balita. Populasi dalam
penelitian ini adalah balita stunting usia 24-59 bulan di Desa Grujugan Lor. Jenis penelitian ini adalah
analitik kuantitatif dengan metode observasional dan rancangan desain adalah cross sectional.
Sampel dalam penelitian yaitu 36 balita stunting dengan teknik simple random sampling.
Pengumpulan data dilakukan melalui pengukuran tinggi badan balita, pengisian kuesioner penelitian,
dan pengisian lembar food recall 2x24 jam. Analisis data yang digunakan, yaitu analisis univariat
dan bivariat. Analisis bivariat menggunakan uji Chi Square, dan apabila syarat uji Chi Square tidak
terpenuhi maka dilakukan alternatif uji Fisher exact, dan uji Mann-whitney. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sanitasi lingkungan berupa Saluran Pembuangan Air Limbah (p-value 0,035),
sarana pembuangan sampah (p-value 0,047), ketersediaan dan kebersihan jamban (p-value 0,042),
serta variabel penyakit diare (p-value, 0044) ada hubungan dengan stunting pada balita. Sedangkan
sanitasi lingkungan berupa sumber air bersih (p-value 0,631), pemeliharaan hewan ternak (p-value
0,628), dan variabel asupan protein (p-value 0,158) tidak memiliki hubungan dengan stunting pada
balita. Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara Saluran Pembuangan Air Limbah, sarana
pembuangan sampah, ketersediaan dan kebersihan jamban, serta penyakit diare dengan stunting pada
balita.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2231]