Peran Tata Artistik dalam Membangun Karakter Siman pada Film The Science of Fictions
Abstract
The Science of Fictions merupakan film bergenre drama yang disutradarai oleh
Yosep Anggi Noen. Film yang rilis pada tahun 2019 ini bercerita tentang Siman
yang tidak sengaja menyaksikan rekayasa pendaratan manusia di bulan pada sebuah
gumuk pasir. Tim keamanan yang mengetahui ada orang yang menyaksikan
rekayasa tersebut lantas memaksa Siman untuk menggigit lidahnya hingga putus.
Seiring berjalannya waktu, Siman berperilaku seperti astroaut demi menyuarakan
kebenaran hingga masyarakat menganggap Siman telah mengalami gangguan jiwa.
Tupon yang merasa bahwa Siman memiliki keunikan mengajak Siman untuk
bergabung ke dalam grup kesenian jathilan miliknya. Bergabungnya Siman ke
dalam grup kesenian jathilan mengubah anggapan masyarakat bahwa Siman
merupakan orang yang kreatif.
Penelitian yang dilakukan memiliki tujuan untuk mengetahui bagaimana unsur tata
artistik dalam membangun karakter Siman. Pada film The Science of Fictions,
digunakan metode penelitian kualitatif deskriptif untuk mengidentifikasi,
mendeskripsikan keunikan serta meneliti pembangunan karakter Siman pada film
The Science of Fictions.
Hasil analisis penelitian ditemukan bahwa setting rumah Siman yang sederhana dan
terbuat dari bahan bekas tidak hanya mencerminkan kondisi ekonominya yang
kurang mampu, namun juga menunjukkan kreativitas dan kegigihannya dalam
mewujudkan obsesinya menjadi astronaut. Penggunaan properti seperti besek, meja
kayu, dan barang-barang bekas lainnya semakin memperkuat kesan kesederhanaan
dan kemiskinan dalam kehidupan Siman. Pakaian Siman yang lusuh dan kostum
astronaut yang terbuat dari bahan seadanya juga menjadi bukti keterbatasan
ekonominya, namun di sisi lain mencerminkan obsesinya yang mendalam terhadap
dunia luar angkasa. Tata rias natural pada Siman dan karakter lain dalam film ini
turut mendukung kesan realistis dan sederhana pada masyarakat pedesaan.