Analisis Pengaruh Penambahan Skeg Terhadap Gerak Rolling pada Kapal Nelayan di Puger Menggunakan Metode Strip-Theory
Abstract
Laut Indonesia sebagai salah satu aset negara memberikan banyak manfaat
bagi kehidupan manusia. Karena itu banyak kegiatan atau aktivitas laut di wilayah
perairan Indonesia, seperti pada daerah Puger Jember, Jawa timur. Puger adalah
salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Jember, yang mayoritas
penduduk memiliki mata pencaharian sebagai nelayan. Kapal ikan nelayan khas
daerah pantai selatan khususnya di Jember dari waktu kewaktu mengalami
perkembangan bentuk. Dalam pembangunan kapal masih terpaku pada
pengalaman pembangunan sebelumnya tanpa dasar perencanaan desain yaitu,
sebagian besar masih dikerjakan secara konvensional dengan acuan secara turun
temurun menyesuaian kondisi perairan laut setempat. Kondisi kapal harus mampu
menghadapi segala situasi di perairan ketika berlayar. Namun pada situasi
tertentu, tidak semua kapal bisa bertahan menghadapi kondisi buruk tersebut.
Terbukti terjadi kecelakaan kapal nelayan terbalik di perairan selatan puger pada
bulan juli tahun 2018 yang menyebabkan 9 orang meninggal dunia. Kapal harus
memililki spesifikasi yang mampu menstabilkan dinamika kapal dimana ketika
mendapatkan momen gelombang cukup besar dari luar, kapal harus bisa kembali
tegak ke kondisi normal. Berdasarkan hal tersebut, penulis mencoba
memodifikasi desain kapal ikan puger dengan menambahan skeg pada bagian
lambung kapal. Skeg adalah salah satu bentuk modifikasi seperti sirip pada bagian
lambung kapal untuk menjaga olah gerak kapal saat menerima gelombang dari
luar. Penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Penambahan Skeg Terhadap
Gerak Rolling Pada Kapal Nelayan Di Puger Menggunakan Metode Strip-Theory”
ini, melakukan perbandingan besarnya nilai seakeeping kapal dari kapal ikan
dengan skeg dan tanpa skeg serta pengaruh variasi ukuran dan dimensi skeg terhadap seakeeping kapal. Diharapkan hasil penelitian dapat memberikan
informasi dan rekomendasi desain mengenai pengaruh skeg untuk mengurangi
gerak rolling kapal nelayan di Puger. Hasil analisis seakeeping kapal menunjukan
hasil nilai RMS roll kapal menggunakan skeg lebih kecil dibandingkan kapal
tanpa menggunakan skeg. Pada heading 90 deg saat kecepatan kapal 13 knot dan
tinggi gelombang 2 meter, kapal tanpa skeg menghasilkan nilai RMS roll 0.654
deg/m. Lalu untuk hasil pengujian kapal menggunakan skeg, kemiringan roll
kapal dapat diredam sebesar 17% sehingga menghasilkan nilai RMS roll sebesar
0.5387 deg/m. Dapat dikatakan bahwa penambahan skeg pada desain lambung
kapal nelayan di Puger memberikan efek positif untuk meredam gerak rolling
kapal. Pengujian selanjutnya yaitu menentukan bentuk optimal skeg. Berdasarkan
hasil analisis, dari empat variasi bentuk (A, B, C, dan D), bentuk B adalah bentuk
skeg opotimal yang menghasilkan nilai roll yang paling rendah yaitu RMS roll
sebesar 0.5381 deg/m. Pengujian terakhir merupakan aspek dimensi skeg yang
paling opotimal.Berdasarkan hasil analisis, variasi dimensi skeg dari aspek
hambatan variasi C dinilai terlalu besar kenaikannya yaitu 11% dari variasi B.
Sedangkan, jika dilihat dari aspek nilai rolling kapal, terjadi penurunan yang tidak
terlalu besar dari variasi B ke C yaitu sebesar 0.14 %. Sehingga ditentukan variasi
dimensi B merupakan dimensi yang optimal.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4097]