| dc.description.abstract | Padi memegang peranan penting dalam sektor tanaman pangan sebagai sumber makanan utama bagi masyarakat Indonesia. Namun, fluktuasi produksi padi sering terjadi akibat berbagai faktor seperti penggunaan input pertanian kurang maksimal, perubahan iklim, dan susut hasil panen. Salah satu inovasi untuk menekan angka susut hasil panen padi adalah menggunakan teknologi modern dalam proses penggilingan padi. Perum Bulog telah membangun beberapa unit penggilingan padi modern bernama Modern Rice Milling Plant (MRMP), salah satunya terletak di Desa Kasiyan Timur Kecamatan Puger Kabupaten Jember. Seluruh fasilitas yang disediakan Bulog untuk membangun MRMP membutuhkan biaya baik untuk modal awal investasi maupun pelaksanaannya. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis secara finansial agar mengetahui usaha tersebut layak dijalankan atau tidak. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah (1) mengetahui kelayakan finansial, (2) mengetahui sensitivitas finansial, dan (3) mengetahui sejauh mana batas toleransi dari variabel sensitivitas penggilingan padi di MRMP Bulog Kabupaten Jember.
Penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja (purposive method) yaitu di MRMP Bulog Kabupaten Jember. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan analitik. Metode pengambilan contoh menggunakan teknik purposive sampling. Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan observasi, wawancara dengan bantuan kuisoner, dokumentasi, dan studi pustaka. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain data primer dan data sekunder. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) analisis kelayakan finansial, (2) analisis sensitivitas, dan (3) switching value.
Hasil analisis menunjukkan bahwa (1) penggilingan padi di MRMP Bulog Kabupaten Jember layak untuk dilanjutkan dengan nilai NPV sebesar Rp179.613.630.194,-, nilai Net B/C sebesar 3,25, nilai Gross B/C sebesar 2,07, nilai IRR sebesar 49,42%, dan PP selama 3 Tahun 1 Bulan 5 Hari, (2) secara finansial penggilingan padi di MRMP Bulog Kabupaten Jember masih layak diusahakan, jika terjadi kenaikan biaya operasional hingga sebesar 30%, penurunan penerimaan hingga sebesar 30%, dan penurunan jumlah giling hingga sebesar 30%, serta (3) secara finansial penggilingan padi di MRMP Bulog Kabupaten Jember sudah tidak layak lagi untuk dilanjutkan karena berada pada titik impas (break event point) atau nilai NPV=0,-, apabila diperhitungkan adanya kenaikan biaya operasional sampai dengan 205,36%, penurunan penerimaan sampai dengan 31,25%, dan penurunan jumlah giling sampai dengan 69,42%.
Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan bahwa (1) penggilingan padi di MRMP Bulog Kabupaten Jember layak secara finansial untuk diusahakan hingga 8 tahun, (2) penggilingan padi di MRMP Bulog Kabupaten Jember masih tetap layak secara finansial meskipun terjadi perubahan kenaikan biaya operasional hingga sebesar 30%, penurunan penerimaan hingga sebesar 30%, dan penurunan jumlah giling hingga sebesar 30%, serta (3) penggilingan padi di MRMP Bulog Kabupaten Jember berada pada titik impas (break event point) apabila diperhitungkan adanya kenaikan biaya operasional sampai dengan 205,36%, penurunan penerimaan sampai dengan 31,25%, dan penurunan jumlah giling sampai dengan 69,42%. | en_US |
