Show simple item record

dc.contributor.authorFAUZIYYAH, Ikma Meilita
dc.date.accessioned2024-07-16T03:14:15Z
dc.date.available2024-07-16T03:14:15Z
dc.date.issued2023-06-26
dc.identifier.nim160110301053en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/122380
dc.description.abstractTujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan bagaimana latar belakang berdirinya Klenteng di Banyuwangi, menjelaskan kegiatan yang dilaksanakan di Klenteng Banyuwangi, dan mengetahui dampak dari kebijakan pemerintah tentang Tionghoa di Banyuwangi tahun 1967-2020. Metode yang digunakan adalah metode sejarah yang tahapannya terdiri dari heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Pendekatan yang digunakan adalah sosiologi agama dan menggunakan teori fakta sosial Emil Durkheim. Hasil penelitian terkait keberadaan klenteng di Banyuwangi berawal dari kebijakan masa Orde Baru yang bersifat diskriminatif dan membuat klenteng pada masa itu menjadi sepi pengunjung karena tidak ada perayaan khusus yang dilakukan saat Imlek. Tetapi saat Reformasi, hal-hal yang dulunya dilakukan secara terbatas sudah dapat dilakukan secara terbuka sejak pemerintah mengeluarkan beberapa kebijakan yang memberi kebebasan kepada orang-orang Tionghoa. Selain kegiatan keagamaan, pengurus klenteng melakukan kegiatan sosial yang juga melibatkan warga sekitar, seperti donor darah, pembagian sembako, pengobatan gratis, hingga pentas hiburan yang membuat pandangan masyarakat terhadap orang-orang Tionghoa semakin baik. Bahkan tahun 2018 festival Imlek masuk dalam kalender Banyuwangi festival, dan pada 2020 Bupati Banyuwangi juga meresmikan Pecinan Street Food. Aktivitas sosial budaya yang ada di Klenteng Banyuwangi dapat dikatakan mengalami kemajuan, banyaknya ras suku bangsa yang ada tidak menjadikan keanerakaragaman tersebut sebagai bentuk masalah baru dan menerapkan asimilasi yang sifatnya diskriminatif. Melainkan memanfaatkan keanekaragaman yang ada menjadi potensi untuk mengenalkan ke masyarakat luas perihal keragaman budaya yang dimiliki Indonesia, serta menumbuhkan rasa toleransi antar umat beragama yang hidup dalam lingkungan yang sama agar selalu hidup damai dan rukun.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Ilmu Budayaen_US
dc.subjectETNIS TIONGHOAen_US
dc.subjectKLENTENG BANYUWANGIen_US
dc.subjectORDE BARUen_US
dc.subjectREFORMASIen_US
dc.titleKeberadaan Tempat Ibadah Tri Dharma (Klenteng) di Banyuwangi Tahun 1967-2020en_US
dc.typeSkripsien_US
dc.typeOtheren_US
dc.identifier.prodiIlmu Sejarahen_US
dc.identifier.pembimbing1Suharto, S.S., M.A.en_US
dc.identifier.pembimbing2Dr. Latifatul Izzah, M. Humen_US
dc.identifier.validatorvalidasi_repo_iswahyudi_Juni_2024en_US
dc.identifier.finalization0a67b73d_2024_07_tanggal 10en_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record