Faktor Risiko Terjadinya Gangren Kaki pada Penderita Diabetes Mellitus Type 2 di Ruang Rawat Inap (Studi di RSUD Dr. Soetomo Kota Surabaya)
Abstract
Diabetes Mellitus adalah penyakit akibat tidak tercukupinya insulin dalam
tubuh sehingga insulin tidak dapat berfungsi secara normal.Data World Health
Organizationmenyebutkan penderita diabetes mellitus mencapai 422 juta kasus.
Peringkat ke- 6 dengan penderita diabetes mellitusterbanyak di dunia yaitu Negara
Indonesia. Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 menyebutkan, daerah yang masuk
ke dalam 10 besar dengan penderita diabetes mellitussalah satunya adalah
Provinsi Jawa Timur dengan prevalensi penderita diabetes mellitussebanyak 2,6%
berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk umur ≥15 tahun.
Diabetes Mellitus (DM) dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang,
apabila tidak dilakukan perawatan dan tidak diobati seiring berjalannya waktu
dapat menyebabkan komplikasi yaitu gangren. Gangren diakibatkan adanya
kerusakan pada jaringan nekrosis oleh emboli pembuluh darah besar arteri
sehingga aliran darah terhenti di daerah tungkai bawah atau daerah kaki.Studi
epidemiologi menyatakan terdapat lebih dari satu juta amputasi pada penderita
diabetes mellitus. tiap tahunnya. Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
menyebutkan terdapat 25% angka amputasi dan 16% angka kematian. faktor –
faktor yang berhubungan dengan timbulnya gangren kaki yaitu laki-laki, diabetes
lebih dari 10 tahun, kontrol gula darah buruk, mempunyai riwayat komplikasi
kardiovaskular, ginjal dan retina pada mata. Orang dengan usia ≥55 tahun
memiliki risiko 1,8 kali lebih besar mengalami komplikasi gangren diabetik
dibandingkan orang berusia <55 tahun.
Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan studi case
control. Pada penelitian ini dilakukan di wilayah kerja RSUD Dr. Soetomo Kota
Surabaya. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien rawat inap bulan Juli
hingga Desember 2021 sebanyak 80 responden. Sampel dalam penelitian ini
terdiri dari dua kelompok, yaitu kelompok kasus yang merupakan penderita
diabetes mellitus Type 2 ( memiliki komplikasi gangren) sebanyak 40 responden
dan kelompok kontrol adalah penderita diabetes mellitus tipe 2 yang ntidak
memiliki gangren kaki dengan 40 responden. Variabel terikat pada penelitian ini
adalah gangren sedangkan variabel bebas dalam penelitian ini adalah, usia, jenis
kelamin, lama menderita diabetes mellitus, riwayat gangren, kebiasaan potong
kuku, perawatan kaki. Analisis yang dilakukan menggunakan analisis univariat
dan analisis bivariat menggunakan uji chi-square.
Hasil analisis univariat menyatakan sebagian besar berusia <60 tahun
sebanyak 28 responden (70%), berjenis kelamin laki- laki sebanyak 25 (65%)
dengan lama menderita DM > 5 tahun 34 responden (85%), tidak memiliki
riwayat gangren 30 responden (75%), memiliki kebiasaan potong kuku baik 25
responden (62,5%), dan memiliki perawatan kaki buruk 27 (67,5%). Pada analisis
bivariat terdapat hubungan antara lama menderita diabetes mellitus(p-value 0,007),
riwayat gangren (p-value 0,002) dengan kejadian gangren pada penderita diabetes
mellitus Tipe2. Tidak terdapat hubungan signifikan antara usia, jenis kelamin,
kebiasaan potong kuku, dan perawatan kaki dengan kejadian gangren pada
penderita diabetes mellitus Tipe 2.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa lama menderita diabetes
mellitus dan riwayat gangren berhubungan dengan kejadian gangren pada
penderita diabetes mellitus Tipe 2. Saran yang dapat diberikan dapat melakukan
penelitian dengan kajian mendalam yaitu penlitian kualitatif dan menambahkan
variabel lain untuk diteliti, menambah jumlah responden atau melakukan studi
case control dengan perbandingan lainnya, mengembangkan teknik analis data
yaitu analisis multivariat.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2231]