Show simple item record

dc.contributor.authorMAHARANI, Annisya Adiratna
dc.date.accessioned2024-07-11T07:15:55Z
dc.date.available2024-07-11T07:15:55Z
dc.date.issued2023-07-20
dc.identifier.nim192010101046en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/122021
dc.descriptionvalidasi_repo_firli_April_2024_23en_US
dc.description.abstractMalaria disebabkan oleh parasit yang berasal dari genus Plasmodium sp. P. falciparum merupakan jenis yang sangat berbahaya karena dapat menyebabkan 90% kematian pada penderita malaria. DBL2b-PfEMP1 terbukti mampu menginduksi produksi IgG spesifik dan sel limfosit T CD4+. Perlu dilakukan suatu penelitian untuk mengetahui pengaruh injeksi dosis tinggi protein rekombinan DBL2b-PfEMP1 terhadap struktur dan fungsi hepar tikus wistar. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian true experimental dengan post test only control group design. Kelompok perlakuan diinjeksikan protein rekombinan DBL2β-PfEMP1 dengan dosis 750 μg/tikus dan disesuaikan dengan berat badan sedangkan kelompok kontrol diinjeksikan NaCl 0,9% 1cc. Injeksi dilakukan sekali pada hari ke-0 dan pengambilan darah dilakukan pada hari ke 5, 7, dan 14 untuk dilakukan pemeriksaan SGOT/SGPT. Terminasi dilakukan pada hari ke-14 lalu dilakukan pembuatan preparat hepar untuk kemudian diamati lalu dilakukan skoring Manja Roenigk kemudian dilakukan analisis data menggunakan SPSS. Hasil rata-rata hepatosit berdasarkan metode Manja Roenigk menunjukkan bahwa kelompok perlakuan mendapatkan nilai skoring lebih rendah dibandingkan dengan kelompok kontrol. Namun, kedua hasil menunjukkan gambaran struktur histopatologi hepar yang normal. Rata-rata skor histopatologi hepar pada kelompok kontrol 109±3 sedangkan pada kelompok perlakuan adalah 103 ±3,39. Hasil uji Mann Whitnney menunjukkan p=0,085. Pengukuran kadar SGOT hari ke-5,7, dan 14 menunjukkan bahwa kelompok kontrol memiliki nilai lebih tinggi daripada kelompok perlakuan namun keduanya masih dalam rentang normal. Hasil uji Mann Whitnney pada masing masing hari adalah p=0,667; p=0,480; dan p=1,00. Pada pengukuran kadar SGPT hari ke-5,7, dan 14 menunjukkan hasil uji Mann Whitnney berturut-turut p=0,390; p=0,239; dan p= 1,00. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa injeksi protein rekombinan DBL2b-PFEMP1 dosis tinggi tidak memengaruhi struktur dan fungsi hepar sesuai dengan hipotesis dalam penelitian ini.en_US
dc.description.sponsorshipDr.rer.biol.hum.dr. Erma Sulistyaningsih, M.Si., Gcert.AgHealthMed. dr. Rosita Dewi, M.Biotek.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Kedokteranen_US
dc.subjectMalariaen_US
dc.subjectPlasmodium falciparumen_US
dc.subjectVaksin Malariaen_US
dc.titleUji Keamanan Dosis Tinggi Protein Rekombinan DBL2b-PfEMP1 terhadap Struktur dan Fungsi Hepar Tikus Wistaren_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiPendidikan Dokteren_US
dc.identifier.pembimbing1Dr.rer.biol.hum.dr. Erma Sulistyaningsih, M.Si., Gcert.AgHealthMed.en_US
dc.identifier.pembimbing2dr. Rosita Dewi, M.Biotek.en_US
dc.identifier.validatorvalidasi_repo_firli_April_2024_23en_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record