Perilaku Pencegahan Infeksi Menular Seksual oleh Pekerja Seks Perempuan di Eks-Lokalisasi Dusun Suko II Kabupaten Lumajang
Abstract
Pekerja Seks Perempuan merupakan kelompok rentan berisiko yang dapat menjadi sarana penularan infeksi menular seksual (IMS).Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan observasi terus terang. Pemilihan informan menggunakan teknik snowball sampling pada PSP yang masih aktif dengan jumlah informan sebanyak 5 orang. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis tematik. Penelitian ini menjawab perilaku pencegahn IMS yang dilakukan PSP dipengaruhi oleh antecedent alami dan terencana. Beberapa informan penelitian bekerja sebagai PSP selama kurang lebih 3 tahun. Seluruh informan penelitian tidak pernah mengalami IMS tersebut dan gejalanya. Seluruh PSP memiliki keinginan dari diri sendiri untuk melakukan pencegahan IMS. Kebanyakan informan memilih teman untuk bertukar cerita. PSP menjawab akses terhadap fasilitas kesehatan mudah dijangkau. PSP memperoleh informasi IMS dari media sosial. Alat kontrasepsi yang digunakan PSP berupa kondom. PSP tidak dapat menolak ajakan kliennya untuk berhubungan seks tanpa menggunakan kondom. Hal ini karena mereka takut tidak memperoleh penghasilan. Vaksinasi tidak dilakukan secara rutin oleh PSP, namun aksesnya relatif mudah. Praktik vaksinasi untuk mencegah IMS dapat diakses secara mandiri oleh PSP. PSP tidak pernah memakai narkoba, namun tetap merokok. Cara PSP menjaga kebersihan dan kesehatan alat kelamin adalah dengan sabun dan ramuan herbal. Setelah PSP melakukan aktivitas seksual, hal pertama yang dilakukan adalah membersihkan diri. Konsekuensi positif dari PSP adalah adanya kontrol yang baik terhadap apa yang dilakukan seseorang untuk mencegah IMS sehingga tidak merasa rentan terhadap kesehatannya.Perilaku pencegahan penyakit menular seksual masih dilakukan oleh pekerja seks tergantung niat dan biayanya.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2231]