Analisis Wacana Kritis Pidato Giring Ganesha Djumaryo dalam HUT ke-7 Partai Solidaritas Indonesia
Abstract
RINGKASAN
Analisis Wacana Kritis Pidato Giring Ganesha Djumaryo dalam HUT ke-7 Partai Solidaritas Indonesia; Lucky Akbar Khoiry; 180110201034; 2023; 100 halaman; Prodi Sastra Indonesia; Fakultas Ilmu Budaya; Universitas Jember.
Penelitian ini mengkaji mengenai pidato Giring Ganesha Djumaryo dalam acara HUT ke-7 Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di The Ballroom Djakarta Theater dari sudut pandang analisis wacana kritis. Analisis wacana kritis memandang wacana sebagai muatan yang tidak netral. Penelitian ini menggunakan teori dari Norman Fairclough, yang membagi teorinya menjadi 3 dimensi analisis yaitu; 1) Analisis teks, 2) Analisis praktik wacana (discourse practice), 3) Analisis praktik sosiokultural (sociocultural practice). Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Mendeskripsikan wacana pidato Giring Ganesha Djumaryo dikaitkan dengan menggunakan teori Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough wacana sebagai teks. (2) Mendeskripsikan wacana pidato Giring Ganesha Djumaryo dikaitkan dengan menggunakan teori Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough sebagai praktik wacana. (3) Mendeskripsikan wacana pidato Giring Ganesha Djumaryo dikaitkan dengan menggunakan teori Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough wacana sebagai praktik sosiokultural.
Analisis wacana kritis ini menggunakan metode kualitatif yang dilakukan secara eksplanatif. Penyediaan data menggunakan metode simak dengan teknik simak bebas libat cakap, peneliti mendengarkan apa yang dikatakan dalam video dan dibantu dengan teknik catat. Data diperoleh dari mengunduh video pidato Giring dalam acara peringatan HUT ke-7 PSI di laman www.youtube.com. Ada 3 tahap proses analisis dalam penelitian ini, yaitu (1) deskripsi, mengurai isi secara deskriptif atas teks, (2) interpretasi, menafsirkan teks dihubungkan dengan praktik wacana yang dilakukan untuk melihat teks tersebut dibuat dan dikonsumsi, (3) eksplanasi, mencari penjelasan atas hasil penafsiran dengan menghubungkan produksi teks dengan praktik sosiokultural. Hasil pemaparan penelitian ini berupa kata-kata sehingga menggunakan metode penyajian informal.
Pada hasil penelitian ini menampilkan wacana pidato Giring Ganesha Djumaryo pada tataran teks yang dibagi menjadi enam tahapan (1) struktur umum pidato Giring Ganesha Djumaro (2) representasi dalam anak kalimat (3) representasi dalam kombinasi anak kalimat (4) representasi rangkaian antarkalimat (5) relasi (6) identitas. Pada tahapan struktur umum pidato, menganalisis bahasa yang digunakan dalam pidato tersebut. Pada tahap representasi dalam anak kalimat, menganalisis kosa kata dan bahasa yang dipakai yang kemudian pada analisis kosa kata ditemukan dan dikategorikan menjadi (1) kata persona (2) kata yang bernuansa religius. Pada kategori tata bahasa memusatkan pada dua hal, bentuk proses dan bentuk partisipan yang didalamnya terdapat gagasan dan peristiwa yang sedang terjadi, didalamnya juga terdapat proses mental yang menampilkan suatu fenomena dan gejala umum yang membentuk respons dari khalayak. Representasi dalam kombinasi anak kalimat, dibagi menjadi tiga: (1) elaborasi diwakili kata hubung yang, lalu, selanjutnya, kemudian; (2) perpanjangan diwakili kata hubung dan, tetapi, meskipun; (3) mempertinggi ditandai dengan konjungsi karena. Representasi dalam rangkaian antarkalimat menekankan pesan pesan utama pidato seperti, posisi pembicara, teks disampaikan secara formal dan kombinasi komunikasi tertutup. Identitas, mengenai identifikasi pembicara.
Pada tahapan praktik wacana, menyinggung tentang produksi dan konsumsi teks pidato tersebut. Produksi teks (1) ideologi Pancasila (2) visi dan misi PSI. Ideologi yang dipakai sesuai dengan partai politik yang ditungganginya sebagai ketua umum. Pada tahapan ini juga menampilkan visi dan misi yang dimiliki oleh pembicara sebagai Ketua Umum PSI yang sejalan dengan visi misi partainya.
Pada tataran praktik sosiokultural, ada tiga tahapan (1) situasional, bagaimana situasi pada saat teks tersebut dibuat dan disampaikan kepada khalayak (2) institusional, peran dan dampak untuk institusi internal dan eksternal (3) sosial, respons dari masyarakat tentang gagasan yang disampaikan oleh Giring dalam pidatonya, pidato yang disampaikan oleh Giring dilakukan secara daring dan dapat diakses oleh khalayak umum sehingga pasti mendapatkan respons dari berbagai masyarakat yang memunculkan berbagai macam pendapat.