Pengaruh Self-Nanoemulsifying Drug Delivery System Ekstrak Jahe Merah terhadap Kadar Malondialdehida Mencit Alzheimer (Studi Formulasi dengan Surfaktan Kremofor)
Abstract
Penyakit alzheimer merupakan salah satu penyakit yang menyerang otak manusia dan disebabkan karena adanya plak beta amiloid yang menumpuk. Penumpukan plak tersebut mengakibatkan kerusakan dan gangguan pada beberapa mekanisme sehingga menghasilkan Reactive Oxygen Species (ROS) berlebih. ROS dapat menghasilkan peroksida lipid seperti malondialdehida (MDA) yang umum digunakan sebagai biomarker stres oksidatif. Donepezil merupakan salah satu obat yang dapat mengurangi stres oksidatif, namun memiliki beberapa efek samping sehingga diperlukan pemanfaatan bahan alam. Ekstrak jahe merah merupakan salah satu bahan alam yang dapat mencegah stres oksidatif karena kandungan senyawa fenoliknya, namun senyawa tersebut diketahui memiliki kelarutan yang rendah sehingga dikembangkan dalam bentuk Self-Nanoemulsifying Drug Delivery System (SNEDDS). SNEDDS merupakan sistem penghantaran yang dapat meningkatkan kelarutan obat dengan membentuk ukuran droplet yang nano (< 200 nm) secara spontan karena adanya komponen surfaktan didalamnya. Karakterisasi ukuran droplet, Polydispersity Index (PDI), dan potensial zeta perlu dilakukan untuk mengetahui kinerja SNEDDS. Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini dilakukan untuk memberikan referensi terkait alternatif pengobatan alzheimer menggunakan SNEDDS ekstrak jahe merah dengan surfaktan kremofor terhadap kadar MDA serum dan otak mencit alzheimer yang diinduksi dengan skopolamin.
Pembuatan SNEDDS ekstrak jahe merah pada penelitian ini diawali dengan melarutkan ekstrak jahe merah dengan propilen glikol dan isopropil miristat (IPM). Campuran kemudian diaduk dan ditambahkan kremofor serta PEG 400. Campuran diaduk kembali hingga membentuk SNEEDS ekstrak jahe merah yang homogen. Ukuran droplet, PDI, dan potensial zeta SNEDDS ektrak jahe merah dikarakterisasi menggunakan Particle Size Analizer (PSA) kemudian data yang didapat dinyatakan dalam rata-rata ± SD. Pengujian terhadap hewan coba dilakukan pada 24 ekor mencit yang dibagi menjadi 6 kelompok. Semua mencit diadaptasi selama 7 hari kemudian diberi perlakuan selama 15 hari. Kelompok normal dan negatif diberikan SNEDDS tanpa ekstrak, kelompok positif diberikan donepezil 3 mg/kgBB, dan kelompok 1,2,3 diberikan SNEDDS ekstrak jahe merah masing-masing dengan dosis 100 mg/kgBB, 200 mg/kgBB, dan 400 mg/kgBB per oral. Pada hari ke-8 sampai hari ke-15 kelompok normal diinjeksi normal salin sedangkan kelompok lain diinduksi skopolamin 1 mg/kgBB secara intraperitoneal. Mencit dibedah pada hari ke-16 kemudian diambil serum darah dan otak lalu diukur kadar MDAnya. Data kadar MDA serum darah dan otak dinyatakan dalam rata-rata ± SD kemudian dianalisis menggunakan One-Way Analysis of Variance (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji Least Significant Difference (LSD).
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data hasil karakterisasi SNEDDS ekstrak jahe merah berupa ukuran droplet, PDI, dan potensial zeta serta kadar MDA serum darah dan otak. Hasil karakterisasi ukuran droplet, PDI, dan potensial zeta masing-masing yaitu sebesar 28,333 ± 0,321 nm; 0,167 ± 0,038; dan -6,467 ± 0,252 mV. Hasil karakterisasi ukuran droplet telah memenuhi kriteria yang baik yaitu ukuran droplet < 200 nm. Hasil karakterisasi PDI juga telah memenuhi kriteria yang baik yaitu PDI < 0,5. Hasil karakterisasi potensial zeta berada pada rentang -30 mV sampai dengan +30 mV yang menunjukkan bahwa nilai tersebut berada di luar rentang kriteria sediaan yang baik. Nilai di luar rentang menunjukkan bahwa sediaan tidak stabil selama penyimpanan karena memungkinkan terjadinya koalesen, namun pada SNEDDS ekstrak jahe merah tidak terlalu berpengaruh karena baru membentuk nanoemulsi ketika kontak dengan cairan lambung sehingga masih memiliki stabilitas yang baik selama penyimpanan.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pemberian SNEDDS ekstrak jahe merah dengan dosis 100 mg/kgBB, 200 mg/kgBB dan 400 mg/kgBB dapat mencegah peningkatan kadar malondialdehida (MDA) serum darah dan otak mencit alzheimer. SNEDDS ekstrak jahe merah dosis 200 mg/kgBB merupakan kelompok perlakuan dengan nilai rata-rata kadar MDA paling rendah baik dalam serum darah maupun otak dibandingkan dengan dosis 100 mg/kgBB dan 400 mg/kgBB. SNEDDS ekstrak jahe merah dosis 200 mg/kgBB juga memiliki perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan kelompok negatif baik dalam serum darah maupun otak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa SNEDDS ekstrak jahe merah dengan dosis 200 mg/kgBB memiliki potensi yang paling efektif untuk digunakan sebagai alternatif pengobatan penyakit alzheimer dibandingkan dengan dosis 100 mg/kgBB dan 400 mg/kgBB.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]