Derajat Fungsi Keluarga Sebagai Indikator Tingkat Depresi Penderita Diabetes Mellitus Tipe II
Abstract
Data yang diperoleh Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2018 menunjukkan bahwa prevalensi diabetes melitus di provinsi Jawa Timur menduduki peringkat kelima se-Indonesia. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jember pada tahun 2019, terdapat 1.154 jumlah kunjungan kasus baru dan lama diabetes melitus di Puskesmas Sumbersari, Jember. Penderita diabetes melitus dengan komplikasi memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita depresi jika dibandingkan dengan masyarakat umum. Regulasi neuroendokrin melalui mekanisme Axis hypothalamic-pituitary-adrenal berkontribusi pada metabolisme glukosa pada pasien diabetes melitus dengan gangguan mood. Hubungan antar anggota keluarga serta keterlibatan keluarga dalam perawatan dan memberi dukungan pada kondisi psikis pasien diperlukan agar dapat mengatasi perubahan-perubahan yang terjadi pada penderita diabetes melitus.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan desain penelitian observasional analitik dan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Sumbersari, Kabupaten Jember sejak bulan November hingga Desember 2022. Sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung dari responden penelitian melalui pengisian kuesioner FAMILY APGAR dan BDI-II. Data sekunder berupa rekam medis yang tercatat di Puskesmas Sumbersari, Kabupaten Jember. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah teknik non-probability sampling atau non-random sampling. Sampel dalam penelitian dipilih dengan cara purposive sampling di mana peneliti memilih sampel berdasarkan sejumlah pertimbangan tertentu. Sampel penelitian ini yaitu 74 responden diabetes melitus tipe II yang telah memenuhi sejumlah kriteria inklusi dan eksklusi penelitian.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden penderita diabetes melitus tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Sumbersari, Kabupaten Jember berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 44 pasien (59,5%), berusia lansia akhir yaitu sebanyak 32 pasien (43,2%), pendidikan terakhir yang ditempuh adalah SMA/sederajat yaitu sejumlah 30 pasien (40,5%), dan memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 28 pasien (37,8%). Angka kejadian depresi pada 74 responden penderita diabetes melitus tipe II sebanyak 64 pasien yang tidak mengalami depresi (86,5%). Depresi ringan diderita oleh 6 pasien (8,1%). Sebanyak 4 pasien (5,4%) yang mengalami depresi sedang dan tidak ditemukan responden yang mengalami depresi berat. Analisis bivariat menunjukkan gambaran responden terbanyak adalah responden dengan fungsi keluarga baik yang mengalami tidak depresi sebanyak 52 orang (70,3%). Berdasarkan hasil analisis korelasi Kendall Tau memiliki nilai p-value < 0,05 yaitu 0,001. Maka dengan demikian terdapat korelasi yang signifikan antara derajat fungsi keluarga dengan tingkat depresi pada penderita diabetes melitus tipe II. Kekuatan korelasi 0,396 yang berarti terdapat hubungan yang cukup kuat dengan arah negatif, menunjukkan bahwa semakin baik fungsi keluarga maka akan semakin rendah tingkat depresi penderita diabetes melitus tipe II. Saran dari penelitian ini adalah agar tenaga kesehatan dan anggota keluarga pasien dapat berkontribusi dalam meningkat pemahaman yang lebih baik tentang penerapan fungsi keluarga, sehingga perhatian serta rasa kepedulian terhadap penderita diabetes melitus tipe II dapat ditingkatkan sebagai upaya pencegahan kejadian depresi pada pasien.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]