Pemetaan Kepentingan Stakeholder dalam Penataan Kawasan melalui Uji Coba Sistem Satu Arah di Area Kampus Kabupaten Jember
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemetaan kepentingan stakeholder
dalam penataan kawasan melalui uji coba sistem satu arah di area kampus
Kabupaten Jember. Kemacetan yang terjadi di area kampus bukan hanya
disebabkan oleh bertambahnya jumlah penduduk, tetapi juga bertambahnya
pedagang kaki lima. Dari hasil observasi, peneliti menemukan bahwa pedagang
kaki lima menempati ruas jalan sekitar satu hingga dua meter sehingga
menyebabkan penyempitan area jalan raya. Berdasarkan permasalahan tersebut,
pemerintah daerah Kabupaten Jember memberlakukan uji coba sistem satu arah
(SSA) di area kampus untuk mengatasi kemacetan. Namun dalam penerapanya, uji
coba sistem satu arah masih belum ideal dan cacat karena sarana dan prasarana serta
permasalahan dari setiap pihak. Penolakan dan protes masyarakat terkait penerapa
uji coba sistem satu arah tidak melibatkan masyarakat setempat sehingga proses
perumusan formulasi kebijakan menjadi bermasalah.
Dalam penelitian ini menggunakan teori pemetaan pemangku kepentingan David
dan Cristine (2017) dan menggunakan konsep stakeholder mapping menurut
Bryson (2007) . Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif bersifat deskriptif melalui teknik wawancara, observasi dan dokumentasi.
Untuk menguji keabsahan data peneliti menggunakan triangulasi sumber dan waktu
serta dalam uji validitas data. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik
analisis data model interaktif menurut Miles, Huberman dan Saldana (2014).
Hasil penelitian menunjukan bahwa sistem satu arah yang bertujuan untuk penataan
kawasan mendapatkan dukungan dan penolakan dari berbagai pihak. Pihak yang
mendukung adanya sistem satu arah 24 jam ialah Dishub dan Satlantas Jember. Kedua stakeholder tersebut memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mengurangi
resiko kemacetan serta mengurangi resiko kecelakaan yang terjadi di sekitaran
kampus. Stakeholder yang mendukung adanya penerapan sistem satu arah selama
setengah hari yaitu Universitas Jember dan Kecamatan Sumbersari. Penerapan SSA
pada setengah hari dapat memberikan dampak positif bagi pengguna jalan yang
memiliki aktifitas di wilayah kampus. Pihak yang setuju dengan penerapan SSA
pada dua sesi yaitu pengguna jalan, masyarakat lokal, ojek online dan Satlantas
Jember. Penerapan SSA pada dua sesi menurut stakeholder tersebut dapat
mengurangi kemacetan pada jam-jam sibuk kerja yaitu jam berangkat dan pulang
aktifitas. Pihak yang menolak SSA yaitu ojek online, masyarakat lokal dan PKL.
Menurut ketiga stakeholder tersebut, penerapan SSA mempersulit masyarakat
karena jarak tempuh yang jauh dengan waktu yang tidak jauh berbeda, BBM boros
serta kurangnya tingkat keamanan karena pengendara yang mengebut.
Stakeholder yang mengharapkan alternatif lain selain SSA yaitu Universitas
Jember, Kecamatan Sumbersari, Satpol PP, pengguna jalan, masyarakat lokal, ojek
online, PKL dan pejalan kaki yaitu dengan merelokasi atau menertibkan PKL yang
memenuhi ruas jalan serta parkir kendaraan yang diperbaiki. Pihak Universitas
Jember akan memfasitasi parkir umum berbayar yang berada di Jalan Jawa serta
mengharapkan untuk membuat kebijakan larangan parkir di bahu jalan. Pejalan
Kaki menharapkan untuk menyediakan fasilitas pejalan kaki dengan memperbaiki
trotoar dan merelokasi PKL yang berjualan di atas trotoar.