Pengaruh Jarak Sumur dengan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Terhadap Kualitas Air Secara Mikrobiologis di Kecamatan Pakusari
Abstract
Rendahnya angka air minum bebas kontaminasi di Indonesia merupakan permasalahan utama air di Indonesia. Kontaminasi air dapat disebabkan karena peningkatan limbah atau sampah akibat aktivitas manusia, seperti aktivitas rumah tangga, pasar, industri, dan lainnya. Hal tersebut dikarenakan sampah akan terdekomposisi oleh air hujan dan menghasilkan cairan lindi. Air tanah yang terkontaminasi cairan lindi ini akan menyebabkan beberapa sumber air minum dekat TPA ikut terkontaminasi, salah satunya adalah air sumur. Berdasarkan Standarisasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (2022), suatu TPA/TPS harus berjarak lebih dari lima ratus meter untuk mencegah pencemaran. Namun, hasil observasi penelitian menunjukkan bahwa jarak pemukiman warga dengan TPA di Kabupaten Jember hanya berkisar ± 50 meter. Hal tersebut menyebabkan peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian ini.
Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel dipilih dengan mekanisme total sampling sebanyak 12 air sumur yang berada pada jarak 500-1000 meter di sekitar TPA Pakusari yang masih aktif digunakan dengan beberapa kriteria inklusi. Selanjutnya, data diuji dengan uji non-parametrik, yaitu uji Korelasi Spearman dan Koefisien Kontingensi. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 11 dari 12 sampel air sumur tidak sesuai dengan parameter mikrobiologis air bersih menurut Permenkes Nomor 32 Tahun 2017 yang terdiri dari jumlah Total coliform <50 MPN/100 mL dan tidak ditemukannya bakteri E. coli. Uji bivariat menunjukkan adanya hubungan signifikan antara jarak sumur dengan TPA terhadap konsentrasi bakteri coliform (p value=0,002) dengan koefisien korelasi dalam kategori kuat (r=-0,796). Namun tidak ditemukan hubungan antara jarak sumur dengan TPA terhadap keberadaan E. coli (p value=1,000).
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]