Rekonfigurasi Jaringan Tegangan Menengah Untuk Penurunan Rugi Daya Dan Jatuh Tegangan Menggunakan Algoritma Hyper Cube Ant Colony
Abstract
Sistem distribusi tenaga listrik berperan penting dalam kelistrikan di setiap
negara. Distribusi tenaga listrik berawal dari pembangkit dan berakhir pada
penggunaan tenaga listrik baik industri maupun konsumen, sehingga
pendistribusian terkait tenaga listrik harus bersifat efektif, efisien, serta dapat
diandalkan. Jatuh tegangan maupun rugi-rugi daya adalah permasalahan yang pasti
dijumpai pada setiap sistem distribusi tenaga listrik. Jatuh tegangan sering menjadi
penyebab suatu komponen kelistrikan mengalami kerusakan, sedangkan rugi-rugi
daya (losses) sering menjadi penyebab suatu kerugian dalam pendistribusian daya
listrik.
Salah satu usaha agar didapatkan penurunan rugi daya dan jatuh tegangan
adalah dengan rekonfigurasi saluran jaringan tegangan menengah pada sistem
distribusi, dengan harapan sesuai ketentuan kelistrikan yang berlaku di Indonesia.
Pada penelitian ini rekonfigurasi dilakukan menggunakan salah satu kecerdasan
buatan dengan tipe Artificial Swarm Intelligence (ASI) dengan model Hyper-Cube
Ant Colony Optimization (HC-ACO). Data yang diperoleh berasal dari simulasi PT
PLN (Persero) UP3 Pamekasan menyebutkan bahwa sesuai kondisi lapangan rugirugi daya pada Gardu distribusi Pahlawan rata-rata yaitu 511,4 kW dan jatuh
tegangan bernilai rata-rata 0,40 kV. Gardu distribusi Pahlawan memiliki cabang
penyulang yang digunakan, yaitu penyulang KA528, KA600, dan KA690. Dalam
melakukan rekonfigurasi jaringan, diperlukan data-data terkait dengan jaringan
hingga saluran yang digunakan sehingga didapatkan pengambilan keputusan untuk
rekonfigurasi yang akurat.
Pada simulasi sebelum dilakukan rekonfigurasi, rugi-rugi daya didapatkan
sebesar 0,5114 + j0,5904 MVA dan jatuh tegangan sebesar 400 Volt. Kemudian
setelah optimasi menggunakan ACO rugi-rugi daya dan jatuh tegangan direduksi
hingga 45,3 kW dan konsumsi daya reaktif berkurang sebesar 45,5 kVAR.
Pembebanan pada ketiga transformator menggunakan metode HC-ACO cenderung
mengalami kestabilan ketika dibandingkan dengan metode PLN yaitu pada
transformator KA528 berkurang sebesar 9,53%, KA600 bertambah sebesar 29,75%,
dan KA690 bertambah sebesar 18,33%. Simulasi menunjukkan bahwa optimisasi
metode yang diusulkan yaitu menggunakan Hyper Cube Framework lebih cepat
mengalami konvergensi sebesar ±90% dari metode pembanding menggunakan
metode ACO.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4097]