Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang Sebagai Substrat Pada Sistem Microbial Fuel Cell (MFC)
Abstract
Penelitian ini menggunakan variasi konsentrasi substrat dan durasi inkubasi
bakteri untuk memastikan sistem Microbial Fuel Cell (MFC) yang paling optimal
berdasarkan nilai power density yang dihasilkan. Penelitian ini melibatkan beberapa
prosedur. Langkah awal melakukan persiapan alat perangkat Dual Chamber
Microbial Fuel Cell dengan menggunakan Proton Exchange Membrane (PEM) dari
bahan keramik. Selanjutnya, substrat limbah kulit pisang dan dan lumpur sawah
disiapkan dengan membuat 21 chamber, yang terdiri dari 7 sampel dengan
pengulangan 3 kali. Variasi konsentrasi substrat dalam chamber sebagai berikut:
pengenceran 0 kali (P0) pada 3971 ppm, pengenceran 2 kali (P2) pada 2012 ppm,
pengenceran 4 kali (P4) pada 1044 ppm, pengenceran 6 kali (P6) pada 653 ppm,
pengenceran 8 kali (P8) pada 508 ppm, pengenceran 10 kali (P10) pada 418 ppm,
dan kontrol (K) pada 0 ppm. Tahap selanjutnya adalah pelaksanaan eksperimen
Dual Chamber Microbial Fuel Cell. Pada tahap ini, beberapa pengukuran
dilakukan, khususnya pengukuran pH, tegangan, dan arus listrik. Metode polarisasi
digunakan untuk menguji setiap parameter setiap hari selama 19 hari, dengan
menggunakan dua multimeter digital.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa power density yang dihasilkan oleh
sistem MFC dipengaruhi oleh variasi konsentrasi substrat limbah kulit pisang dan
durasi inkubasi bakteri. Ketika konsentrasi substrat meningkat, power density yang
dihasilkan juga meningkat. Power density optimal sebesar 910 mW/m2
dicapai pada
hari ke-7 masa pengamatan, dengan konsentrasi substrat 3971 ppm pada sampel
pengenceran 0 kali (P0).