Penerapan Metode Adaptive Neuro Fuzzy Inference System (ANFIS) Dalam Prediksi Jumlah Penderita Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Kabupaten Banyuwangi
Abstract
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus. Kabupaten Banyuwangi merupakan salah satu penyebar penyakit DBD dengan jumlah kasus yang cukup tinggi di Jawa Timur, sehingga perlu dilakukan prediksi terhadap kasus-kasus tersebut agar pemerintah mewaspadai penyebaran dan lonjakan virus tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan model terbaik, menganalisis tingkat akurasi, dan mendapatkan hasil prediksi jumlah penderita DBD di Kabupaten Banyuwangi. Metode yang digunakan adalah Adaptive Neuro Fuzzy Inference System (ANFIS) yang merupakan gabungan dari metode fuzzy inference system dan jaringan syaraf tiruan. ANFIS memiliki 3 tahapan proses, yaitu proses pelatihan, proses pengujian, dan proses prediksi. ANFIS memiliki 5 lapisan yaitu lapisan fuzzyfikasi, lapisan aturan (firing strength), lapisan normalisasi, lapisan defuzzyfikasi, dan lapisan output ANFIS. Parameter konsekuen yang diperoleh pada lapisan defuzzifikasi hanya dihitung pada proses pelatihan, sedangkan pada proses pengujian dan prediksi tidak dihitung ulang. Hasil dari penelitian ini berupa model ANFIS terbaik yang diperoleh, yaitu model dengan tipe fungsi keanggotaan trimf dengan jumlah fungsi keanggotaan pada setiap input berjumlah dua buah. Tipe output yang digunakan adalah konstan. Nilai MAPE yang dihasilkan pada proses training sebesar 1.6809% dan proses testing sebesar 6.6690%. Hasil prediksi jumlah penderita penyakit DBD di Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2023 sebesar 692 kasus.