Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Kepatuhan Minum Obat Anti Tuberkulosis pada Pasien Tuberkulosis Multidrug Resistant di RSD dr. Soebandi Jember
Abstract
Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis (M. tb), yang menyebar melalui droplet nuklei. Masalah dalam pengobatan TBC yakni resistansi M. tb terhadap obat anti tuberkulosis (OAT), salah satu bentuk TBC resistan obat (RO) yang dapat terjadi yakni multidrug resistant (MDR). Data pada tahun 2022, Indonesia menduduki peringkat ke lima kejadian TB MDR di dunia dengan kenaikan 28.000 kasus. Pada tahun 2019 kasus TBC resitan Obat (RO) di Jawa Timur sebanyak 847 kasus dan mencapai 406 pasien di Jember. Sedangkan untuk prevalensi TB MDR di RSD dr. Soebandi Jember dari 2018-2022 mencapai 148 pasien. Berdasarkan data tahun 2022 keberhasilan pengobatan TB RO hanya mencapai 48%, rendahnya angka kesembuhan disebabkan oleh ketidakpatuhan pasien dalam pengobatan karena berbagai faktor. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perilaku pasien yakni tingkat pendidikan, yang berpengaruh pada pemahaman tentang suatu penyakit hingga pengobatannya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan dengan kepatuhan minum OAT pada pasien TB MDR di RSD dr. Soebandi Jember.
Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2023–Januari 2024 di Poli Paru RSD dr. Soebandi Jember menggunakan data rekam medis pasien, jenis penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional. Sampel penelitian adalah seluruh pasien yang telah menyelesaikan pengobatan TB MDR di RSD dr. Soebandi Jember pada bulan Januari 2018–Desember 2022. Besar populasi penelitian berjumlah 43 pasien, diambil menggunakan teknik total sampling. Variabel yang digunakan terdiri dari riwayat pendidikan terakhir dan kepatuhan minum OAT, digunakan uji chi-square untuk mengetahui hubungan antara kedua variabel tersebut.
Karakteristik pasien dengan perilaku patuh dalam penelitian ini didapatkan, pasien TB MDR di RSD dr. Soebandi Jember kelompok pelajar memiliki tingkat kepatuhan tinggi sebesar 32%. Berdasarkan karakteristik usia, pasien TB MDR di RSD dr. Soebandi Jember kelompok usia 12-25 tahun memiliki kepatuhan sebesar 42%. Pasien TB MDR di RSD dr. Soebandi Jember berjenis kelamin perempuan memiliki tingkat kepatuhan lebih tinggi yakni 55%. Pasien TB MDR di RSD dr. Soebandi Jember dengan tingkat pendidikan menengah lebih patuh minum obat sebesar 89%. Hasil analisis bivariat didapatkan nilai p = 0,037< 0,05 yang berarti terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan kepatuhan minum OAT pada pasien TB MDR di RSD dr. Soebandi Jember. Nilai korelasi (r) didapatkan 0,318 yang menunjukkan adanya korelasi derajat lemah dengan nilai OR= 5,333 yang berarti pasien TB MDR di RSD dr. Soebandi dengan tingkat pendidikan rendah memiliki risiko menjadi tidak patuh 5 kali lebih tinggi dibandingkan pasien TB MDR di RSD dr. Soebandi Jember dengan pendidikan menengah.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]