Efisiensi Waktu Tunggu Pelayanan Rawat Jalan dengan Metode Manajemen Lean di RS Jember Klinik
Abstract
Lamanya waktu tunggu hampir terjadi di seluruh rumah sakit, tidak terkecuali
RS Jember Klinik. Studi pendahuluan didapatkan bahwa dokter tidak kunjung
datang sehingga pasien merasa jenuh. Observasi awal juga didapatkan bahwa lama
waktu tunggu pelayanan di RS Jember Klinik rata-rata 90-120 menit sedangkan
standar Kemenkes RI ≤ 60 menit. Dampak lamanya waktu tunggu tersebut
mengakibatkan ketidakpuasan pasien di RS Jember Klinik. Apabila pasien tidak
puas dengan pelayanan rumah sakit, maka pasien tidak ingin untuk berobat ke RS
Jember Klinik dan pendapatan rumah sakit juga akan menurun. Tahun 2020 dari
survei kepuasan didapatkan bahwa kepuasan pasien di rawat jalan sebesar 89%
sedangkan Standar Pelayanan Minimal RS sebesar 95%. Salah satu metode yang
dapat digunakan untuk memperbaiki proses pelayanan danberorientasi pada nilai
pasien adalah mengimplementasikan konsep lean dalam pelayanan rumah sakit
(Tapani, 2016). Kelebihan lean manajemen diantaranya proses penarikan akar
masalah dapat dilakukan dengan cepat dan sistematis, fokus pada proses yang
memiliki aspek pemborosan (waste) paling besar sehingga penyelesaian masalah
menjadi lebih tepat dan efektif.
Penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan
fenomenologi. Penelitian ini akan dilaksanakan berdasarkan jadwal yang terstruktur
yaitu bulan Oktober hingga November 2021. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Informan
kunci yaitu Wakil Direktur Pelayanan Medis, informan utama terdiri dari adalah
kepala rekam medis, petugas pendaftaran, petugas penyimpanan, distribusi rekam
medis rawat jalan, koordinator rawat jalan, dokter di poliklinik dalam, dokter di
poliklinik anak, dokter di poliklinik jantung, perawat di poliklinik dalam, perawat
di poliklinik anak, perawat di poliklinik jantung dan 3 admin poliklinik, informan
tambahan keluarga pasien. Analisis data menggunakan analisis tematik interpretatif
diartikan sebagai suatu metode dengan mengidentifikasi, menganalisis dan
melaporkan tema-tema atau pola-pola yang terdapat dalam data. Uji keabsahan data
menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Fokus penelitian diarahkan
di bagian pendaftaran dan poliklinik karena waktu tunggu yang dimaksud dalam
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2008 menyebutkan bahwa
waktu tunggu dimulai saat pasien mendaftar sampai dengan pasien dilakukan
pemeriksaan. Nomor etik penelitian adalah No. 1247/UN25.8/KEPK/DL/2021.Proses pelayanan rawat jalan di RS Jember Klinik dilakukan mulai dari loket
pendaftaran sampai pasien masuk ruang pemeriksaan. Lead time merupakan waktu
total yang dibutuhkan dari proses kegiatan pelayanan rawat jalan (pendaftaran
sampai poliklinik). Lead time di tempat pendaftaran rawat jalan (6 pasien) sebesar
261 menit, lead time di ruang filing (6 pasien) sebesar 125 menit, lead time di
poliklinik (6 pasien) sebesar 663 menit. Hasil perhitungan rata-rata lamanya waktu
tunggu mulai dari pendaftaran sampai dengan pasien mendapatkan pemeriksaan
oleh dokter adalah 131,125 menit atau 2 jam 13 menit 5 detik
Pemborosan berdasarkan 8 waste paling banyak pada bagian menunggu
dipanggil untuk proses pendaftaran, berkas rekam medis yang sulit ditemukan, dan
pasien menunggu dokter penanggungjawab pada masing-masing poliklinik.
Analisis penyebab pemborosan waktu berdasarkan diagram fishbone diantaranya
petugas melakukan kegiatan tidak penting seperti mencari bolpoin, cek media
sosial, dan telepon antar ruangan untuk menanyakan belajaan, dokter datang
terlambat, petugas pendaftaran salah input data, anak rewel saat diperiksa, verifikasi
berulang-ulang, belum ada anggaran untuk bridging SIMRS, belum ada anggaran
untuk alat pneumatic tube, belum ada kabinet khusus yang dibutuhkan, belum ada
map yang tebal dan kaku sehingga mengakibatkan misfile, belum maksimalnya
kebijakan dan SOP, belum bridging antara SIMRS dengan v-klaim, belum ada
mesin antrian mandiri sehingga pasien dapat mendaftarkan dirinya sendiri tanpa
menunggu petugas pendaftaran dan belum optimalnya pendaftaran online. Saran
yang dapat diberikan yaitu sosialisasi pendaftaran online, komitmen dokter
spesialis untuk datang tepat waktu, komunikasi dengan IT apabila ada kendala
jaringan, penyesuaian jam kerja dokter spesialis, melakukan implementasi bagian
future sehingga dapat mengetahui perbedaan setelah di lakukan perubahan
menggunakan lean dan sebelum menggunakan lean
Collections
- MT-Sciences of Health [112]