Analisis Kelayakan Plts Atap On-Grid Dan Dampaknya Pada Profil Tegangan Jaringan Rendah Gedung Rektorat Universitas Jember
Abstract
Negara Indonesia termasuk menjadi salah satu negara yang belum dapat memaksimalkan potensi yang ada dalam memanfaatkan energi. Hal ini juga dibuktikan dari kebutuhan energi yang masih besar. Menyikapi kebutuhan energi yang cukup besar pemerintah indonesia terutama Provinsi Jawa Timur melakukan perumusan kebijakan tentang pemanfaatan energi surya PLTS Atap on-Grid. Dalam melakukan perencanaan PLTS Atap sistem on-grid harus mengikuti ketentuan dari PERMEN ESDM yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Dalam pasal baru PERMEN ESDM dijelaskan bahwa harga dari nilai ekspor dihargai 100% yang mana pada peraturan sebelumnya hanya dihargai dengan 65%. Pada penelitian ini akan melakukan desain sistem PLTS di salah satu atap Gedung Rektorat Universitas Jember. Dalam perancangan PLTS akan dilakukan analisis teknis dan kelayakan ekonomis serta dampak dari pemasangan PLTS terhadap profil tegangan jaringan rendah. Tujuan dari analisis teknis adalah untuk menentukan berapa kapasitas dari sistem PLTS Atap yang akan dipasang dengan mempertimbangkan spesifikasi teknis dari beban listrik atau daya yang digunakan dan luas atap pada gedung. Tujuan dari analisis kelayakan ekonomi adalah memastikan keberlanjutan ekonomi suatu proyek yang berkaitan dengan efektivitas, ketepatan waktu, penggunaan dana, dan sumber daya selama periode proyek. Fokus pada analisis dari segi ekonomi teknik ditinjau dengan metode Net Present Value (NPV), Profitability Index ( PI ), dan Dicounted Payback Period ( DPP ) sebagai indikator layak tidaknya proyek ini dilaksanakan. Tujuan untuk mengetahui dampak pemasangan PLTS Atap terhadap profil tegangan untuk mengetahui profil tegangan ketika dipasang PLTS dan sebelum dipasang PLTS. Hasil dari penelitian ini yang melibatkan 3 skenario dan didapatkan hasil yang lebih baik adalah skenario 2. Skenario 2 memiliki Annual Production sebesar 95,5 MWh dengan menggunakan total panel surya sebanyak 209 Modul. Secara teknis skenario 2 telah kompatibel dalam komponen yang digunakan, di mana menggunakan 19 Modul dalam 1 String dan dalam 1 Array terdapat 11 String. Dalam kemiringan 42 Derajat PLTS skenario 2 tetap bekerja secara maksimal dikarenakan memiliki orientasi menghadap ke arah utara dan selatan dengan ratarata kapasitas yang sesuai untuk memenuhi beban 66 kW adalah sebesar 66,9 kW. Secara ekonomis skenario 2 dapat menghasilkan penghematan total sebesar Rp. 137.925.509 dalam tiap tahun, dengan total biaya investasi sebesar Rp. 763.244.551. Dalam segi ekonomi teknik skenario 2 memiliki nilai NPV sebesar Rp. 271.883.711,82, nilai PI sebesar 1,36 dan nilai DPP sebesar 7 Tahun. Dampak dari Injeksi PLTS terhadap Profil Tegangan Jaringan saat 66,9 kWp lebih tinggi yaitu 0,378 kV dari 0.374 kV. Sehingga dapat disimpulkan jika skenario 2 lebih layak untuk dijalankan dalam sebuah proyek.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4097]