dc.description.abstract | Pencabutan izin penggunaan antibiotik sejak tahun 2018 menimbulkan penurunan produksi ayam pedaging sebesar 40% dimana menyebabkan kerugian besar dalam bisnis perunggasan. Larangan pemakaian Antibiotic Growth Promoter telah diatur dalam Undang Undang No 18/2009 dan ditambah dengan Undang-Undang No 41/2014 tentang Peternakan Kesehatan Hewan Pasal 22 Ayat 4C. Pelarangan penambahan AGP pada pakan ternak ditujukan untuk mencegah adanya residu antibiotik dalam produk hasil peternakan. Sejak penegasan akan larangan penggunaan AGP menimbulkan ayam mengalami krisis kesehatan pencernaan dan nilai Feed Convertion Ratio yang membengkak. Kunyit atau Curmuca longa merupakan tanaman herbal yang banyak ditemukan di Indonesia, umumnya kerap digunakan sebagai pakan tambahan pada pemeliharaan ayam. Kurkumin yang terkandung dalam kunyit diyakini dapat meningkatkan palatabilitas dan kadar protein yang terserap oleh pencernaan ternak dengan memaksimalkan jumlah bakteri baik dalam sistem pencernaan ayam broiler. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian hasil fermentasi campuran kunyit dan mikroorganisme terhadap nilai konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, nilai konversi ransum dan nilai indeks performa. Metode pada penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari 4 perlakuan dan 5 ulangan disetiap perlakuannya, meliputi P0 = tanpa probiotik (kontrol), P1 = probiotik 0,37%, P2 = probiotik 0.75%, dan P3 = 1.5%. Hasil penelitian menunjukkan pemberian fermentasi probiotik dengan campuran kunyit sebagai pengganti Antibiotic Growth Promoter (AGP) berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap semua variabel. Berdasarkan rata-rata variabel didapatkan hasil terbaik pada perlakuan P2 yang meliputi rataan konsumsi ransum tertinggi (2269,6 g/ekor/4 minggu), rataan pertambahan bobot badan tertinggi (1723,6 g/ekor/4 minggu), rataan indeks performa (IP) tertinggi (467), dan rataan konversi pakan (FCR) terendah (1,32). Disimpulkan bahwa pemberian fermentasi probiotik dengan campuran kunyit pada perlakuan P2 sebesar 0,75% dapat meningkatkan konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, nilai IP dan menurunkan nilai FCR secara optimal. | en_US |