Konstruksi Pengetahuan Penyelamatan dan Evakuasi Korban Laka Laut pada Komunitas SAR Rimba Laut di Pesisir Payangan
Abstract
SAR Rimba Laut merupakan salah satu komunitas SAR di wilayah
perairan Kabupaten Jember, khususnya di pesisir Payangan. Tingginya kasus laka
laut yang terjadi di wilayah selatan perairan Kabupaten Jember menjadi dasar
pembentukan komunitas tersebut yang terdiri atas nelayan lokal. Letak wilayah
perairan Kabupaten Jember yang bersinggungan langsung dengan Samudera
Hindia menjadikan wilayah tersebut memiliki gelombang besar yang berisiko
tinggi mengancam keselamatan wisatawan hingga nelayan. Karakteristik kondisi
pantai yang berisiko tinggi menuntut dan membentuk masyarakat lokal yang kuat,
tangguh, dan memiliki pemahaman secara mendalam terkait kondisi perairan
selatan Kabupaten Jember. Pemahaman-pemahaman tersebut yang menjadi
potensi SAR yang perlu dikembangkan dan dimanfaatkan secara berkelanjutan.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan
fenomenologi. Metode tersebut dipilih karena fenomena penelitian membutuhkan
analisis dan penjelasan secara spesifik agar dapat dipahami secara utuh. Subjek
penelitian terdiri atas sembilan orang yang dibagi ke dalam dua kategori yakni
informan primer dan informan sekunder dengan rincian lima orang merupakan
internal SAR Rimba Laut, sementara empat lainnya berasal dari eksternal SAR
Rimba Laut yang terdiri atas Polairud Polres Jember, Basarnas Kabupaten Jember,
BPBD Kabupaten Jember, serta salah satu tokoh masyarakat Dusun Payangan
yang paham dan pernah terlibat langsung dengan SAR Rimba Laut. Proses
pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Teknik keabsahan data menggunakan teknik triangulasi. Sementara
teknik analisis data dilakukan menggunakan teknik analisis data interaktif yang
terdiri atas pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, serta penarikan
kesimpulan.
Hasil penelitian ini dianalisis menggunakan teori kontruksi sosial oleh
Peter L. Berger dan Thomas Luckmann. Konstruksi sosial merupakan proses
pembentukan pengetahuan oleh masyarakat berdasarkan kenyataan sosial yang
ada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses produksi pengetahuan yang
diperoleh oleh SAR Rimba Laut berlangsung sejak kecil hingga tergabung dalam
komunitas SAR sebagai hubungan timbal balik dengan lingkungan dan
masyarakatnya. Pengetahuan tersebut terus diproduksi secara terus-menerus
hingga membentuk pola tindakan yang menciptakan habitualisasi. Di sinilah
kemudian terdapat peranan dalam tatanan kelembagaan yang disebut sebagai
objektivasi. Dalam tahap ini SAR Rimba Laut memiliki kesempatan untuk
mempraktikkan knowledge, skill, dan attitude yang diperoleh melalui tahap
eksternalisasi dengan banyak mengambil peran dalam aksi-aksi kemanusiaan dan
SAR. Produksi pengetahuan dan praktik-praktik sosial yang diperoleh melalui
tahap eksternalisasi dan objektivasi kemudian diserap dan ditafsirkan dalam diri
setiap individu yang disebut sebagai internalisasi.