dc.description.abstract | Padi merupakan komoditas utama dan kebutuhan pokok masyarakat Indonesia. Permasalahan yang sedang dihadapi oleh komoditas padi saat ini ialah kebutuhan akan tenaga tanam, karena tenaga tanam sudah langka tanpa ada regenerasi dari generasi muda. Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi memiliki solusi dengan adanya program go alsintan, yaitu mulai dari mesin rice transplanter atau mesin tanam, mesin graind seeder atau mesin pembibitan, hingga mesin combine harvester atau mesin panen. Keberadaan program go alsintan tersebut disampaikan oleh penyuluh pertanian lapang (PPL) kepada petani. PPL melakukan komunikasi inovasi kepada petani, karena informasi yang disampaikan berupa suatu inovasi pertanian. Bantuan alsintan dari Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi disalurkan kepada kelompok tani atau gabungan kelompok tani. Salah satunya Gapoktan Surangganti Desa Gladag dengan mendirikan UPJA Tani Makmur mendapatkan bantuan alsintan. Inovasi yang dibutuhkan oleh masyarakat tani Desa Gladag adalah mesin rice transplanter. Proses komunikasi mengenai mesin rice transplanter memiliki masalah pada karakteristik petani Desa Gladag yaitu memiliki 2 macam petani setiap 1 lahannnya. Kegiatan penyebaran informasi mengenai mesin tanam tersebut, menjadikan peneliti melakukan penelitian mengenai proses komunikasi inovasi teknologi mesin rice transplanter di Desa Gladag Kecamatan Rogojampi Kabupaten Banyuwangi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji proses komunikasi inovasi teknologi mesin rice transplanter di Desa Gladag Kecamatan Rogojampi Kabupaten Banyuwangi. Teori dari Rogers (1996), dimana terdapat 4 aspek yang dapat mempercepat difusi inovasi, yaitu sebuah inovasi, dikomunikasikan melalui saluran komunikasi tertentu, jangka waktu, dan sistem sosial. Pemilihan daerah penelitian dilakukan secara purposive method. Metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus dan fenomenologi .Menentuan informan dengan purposive sampling, terdapat 2 macam informan, yaitu informan kunci dan informan pendukung. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara, observasi, dan studi dokumen. Analisis data dengan analisis Miles dan Huberman, menggunakan keabsahan data berdasarkan triangulasi teknik dan triangulasi sumber.
Hasil penelitian menunjukan bahwa proses komunikasi untuk mempercepat difusi inovasi menggunakan 4 aspek. (1) Sebuah Inovasi, di dalamnya terdapat karakteristik meliputi, yaitu keunggulan relatif, kompatibilitas, kerumitan, kemampuan uji coba, dan kemampuan diamati. Keunggulan relatif mesin membuat proses komunikasi mudah dijalankan. Kompatibilitas mesin tanam sesuai dengan kebutuhan petani Desa Gladag. Kerumitan proses komunikasi pada karakteristik 2 petani dan adanya penebas. Kegiatan uji coba mesin tanam mempermudah menarik minat petani. Kemampuan diamati terlihat mempengaruhi petani dalam pengambilan keputusan. (2) Dikomuikasikan melalui saluran komunikasi tertentu, di dalamnya terdapat sebuah inovasi berupa mesin rice transplanter. Pengetahuan diperoleh dari pelatihan di Blimbingsari dan Situbondo tanpa adanya pengalaman sebelumnya. Saluran komunikasi terdapat 2 macam dan kegiatan yang dilakukan dalam mengkomunikasikan berupa sosialisasi, testimoni, sekolah lapang, demplot, lomba, dan gethok tular. (3) Jangka waktu, di dalamnya terdapat proses keputusan dimana mesin tanam masuk ke Desa Gladag pada Bulan September 2017 dan setelah 2x musim tanam baru banyak yang menggunakan. Penerimaan dengan keputusan diambil berdasarkan inisiatif sendiri. Jumlah anggota yang menggunakan pertama kali hanya sekitar kurang lebih 5 orang, sedangkan saat ini sudah sekitar 20-25 orang. (4) Sistem sosial, di dalamnya terdapat struktur sosial petani Desa Gladag bekerjasama sangat baik antar anggotanya. Norma sosial berupa cara pemesanan, menentukan harga, dan pembagian hasil. Change agent dan opinion leader berpengaruh besar dalam proses komunikasi inovasi mesin tanam. | en_US |