dc.description.abstract | Jeruk (Citrus sp.) merupakan komoditas buah unggulan di Indonesia.
Kebutuhan konsumsi jeruk di prediksi akan meningkat pada tahun 2019-2022. Hal
tersebut menyebabkan budidaya jeruk memiliki prospek yang bagus bagi petani,
namun budidaya tanaman jeruk tidak terlepas dari faktor yang mempengaruhi
produksi seperti serangan hama. Salah satu hama utama pada pertanaman jeruk
adalah ulat pengorok daun jeruk (Phyllocnistis citrella). Larva P. citrella
menyerang daun muda sehingga tidak dapat berfotosintesis dengan sempurna.
Serangan berat dapat mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan tanaman, dan
dapat mempengaruhi produksi. Pengendalian P. citrella pada umumnya dilakukan
dengan penyemprotan pestisida. Penggunaan pestisida yang berlebihan akan
berdampak negatif pada lingkungan sehingga perlu pengendalian alternatif seperti
meminimalisir penggunaan insektisida dan memanfaatkan serangga parasitoid
pada lahan budidaya. Budidaya tanaman jeruk di Agrotechnopark Universitas
Jember dilakukan dengan menanam jeruk keprok, pamelo, dan lemon dalam satu
lahan. Sedangkan budidaya jeruk di Karangploso Kabupaten Malang dilakukan
secara monokultur pada lahan yang berbeda-beda. Hasil penelitian menunjukkan populasi ngengat P. citrella pada lahan jeruk
di Karangploso Kab. Malang lebih tinggi daripada lahan jeruk di Agrotechnopark
Universitas Jember, Keragaman genus parasitoid pada Karangploso lebih tinggi
daripada Agrotechnopark, ditemukan 6 genus parasitoid pada lahan Karangploso
dan 5 genus pada lahan Agrotechnopark. Populasi parasitoid tertinggi pada ketiga
jenis jeruk di Karangploso ditunjukkan oleh genus Cirrospilus, sedangkan
parasitoid tertinggi dari ketiga jenis jeruk di Agrotechnopark ditunjukkan oleh
genus Cirrospilus dan Closterocerus. Parasitasi tanaman keprok di Karangploso
lebih tinggi daripada lahan Agrotechnopark, sedangkan parasitasi pada lemon dan
pamelo di Agrotechnopark lebih tinggi daripada di Karangploso. Parasitasi
tertinggi dari ketiga jenis jeruk di Karangploso ditunjukkan oleh Cirrospilus dan
parasitasi terendah ditunjukkan oleh Quadrastichus. Sedangkan parasitasi tertinggi
di Agrotechnopark ditunjukkan oleh Cirrospilus dan Closterocerus serta parasitasi
terendah ditunjukkan oleh Pediobius | en_US |