Analisis Determinan Kepatuhan ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) dalam Menjalani Terapi Antiretroviral di Kabupaten Situbondo
Abstract
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang
sistem kekebalan tubuh manusia. Infeksi HIV menyebabkan Acquired Immune
Deficiency Syndrome (AIDS) yang merupakan sekumpulan gejala yang timbul
akibat menurunnya imunitas. Orang yang terinfeksi HIV membutuhkan terapi
ARV (Antiretroviral) untuk menekan jumlah virus HIV di dalam tubuh.
Pengobatan lebih dini terbukti dapat mencegah keparahan, bermanfaat secara
klinis, meningkatkan harapan hidup, menekan insidensi infeksi dan menekan
penularan HIV. Deteksi pada stadium awal dan pemberian ARV segera dapat
mencegah seseorang jatuh pada HIV stadium lanjut (AIDS) dan kematian.
Kepatuhan terapi ARV merupakan salah satu faktor terpenting dalam keberhasilan
pengobatan ODHA, karena terapi ARV secara terus menerus tanpa terputus dapat
meningkatkan kualitas hidup ODHA. Faktanya di Kabupaten Situbondo
berdasarkan data di SIHA (Sistem Informasi HIV/AIDS) sampai bulan April
tahun 2022 hanya terdapat 28% ODHA on ART sementara ODHA yang LFU
sebanyak 25% dan yang meninggal 22%. Oleh sebab itu penelitian ini bertujuan
untuk menemukan determinan kepatuhan ODHA dalam menjalani terapi ARV di
Kabupaten Situbondo
Penelitian ini adalah penelitian-observasional analitik kuantitatif denganrancangan cross-sectional. Penelitian ini-dilakukan pada pasien HIV/AIDS yang
berobat di Kabupaten Situbondo pada bulan Februari 2023. Populasi adalah 328
pasien HIV atau ODHA on ART hingga bulan April 2022 dari layanan
pengobatan ARV di kabupaten Situbondo. Sampel penelitian-ini adalah ODHA
yang menerima pengobatan ARV lini pertama dan mendapat penilaian kepatuhan
minum obat ARV selama 3 bulan berturut-turut dengan ktiteria inklusi dan
eksklusi. Jumlah sampel penelitian adalah sebanyak 139 orang dihitung dengan
menggunakan rumus Slovin. Sampling menggunakan probability sampling
dengan teknik cluster random sampling. Data dianalisis mempergunakan software
Smart PLS 3.0.
Hasil penelitian menggambarkan sebagian besar (75,54%) responden
berusia 26-45 tahun (dewasa), berjenis kelamin laki – laki, berstatus menikah,
berstatus bekerja, berpendidikan SMA, berpengetahuan baik, tidak pernah
mengalami penggantian ARV, pernah mengalami efek samping, berada di
stadium 4 saat pertama kali mendapatkan ARV, merasa sangat yakin terhadap
ARV, memiliki persepsi bahwa ARV sangat bermanfaat, memiliki akses ke
layanan pengobatan ARV yang mudah, memiliki jaminan kesehatan, selalu
mendapat pelayanan konseling kepatuhan, merasakan sikap posistif petugas
kesehatan, mendapatkan dukungan keluarga, tidak pernah mengalami stigma di
masyarakat, dan mayoritas memiliki kepatuhan tinggi terhadap terapi ARV.
Hasil uji hipotesis menunjukkan (1) faktor predisposisi yang terdiri dari 3
indikator (pekerjaan, pengetahuan dan keyakinan terhadap ARV) berpengaruh
signifikan terhadap kepatuhan ART dengan p-value yang bernilai 0,0001. (2)
Faktor pendukung yang terdiri dari 2 indikator (kepemilikan jaminan kesehatan
dan pelayanan konseling kepatuhan) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
kepatuhan ART (p=0,388). (3) faktor penguat yang terdiri dari 2 indikator
(dukungan keluarga dan stigma di masyarakat) berpengaruh signifikan terhadap
kepatuhan ART dengan nilai p-value sebesar 0,001.
Saran bagi penelitian selanjutnya untuk menggunakan metode lain untuk
mengetahui mengapa target fast track terkait 95% kedua (ODHA mendapatkan
ARV) di kabupaten Situbondo masih rendah. Peningkatan promosi kesehatan
tentang HIV dalam rangka meningkatkan pengetahuan sehingga dapat
menurunkan stigma pada ODHA, menurunkan tingkat kematian ODHA dan
menurunkan insiden HIV/AIDS. Perlu dibentuk KDS (Kelompok Dukungan
Sebaya) untuk memberikan dukungan dalam kehidupan sehari-hari ODHA.
Collections
- MT-Sciences of Health [112]