dc.description.abstract | Tanaman padi merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang penting di Indonesia karena dari berbagai jenis sumber pangan, padi atau beras masih menjadi sumber makanan pokok mayoritas penduduk di Indonesia. Sistem tanam jajar legowo adalah cara tanam padi sawah yang dilakukan dengan pola barisan tanaman yang diselingi oleh satu barisan yang kosong. Sistem tanam jajar legowo menjadi salah satu alternatif teknologi yang mampu meningkatkan efisiensi usahatani tanaman padi dalam meningkatkan produktivitas padi secara berkelanjutan. Penerapan sistem tanam jajar legowo masih dikatakan sedikit sedangkan jumlah petani yang begitu banyak, hal tersebut dikarenakan sumber daya manusia susah dalam menerima inovasi baru. Peran penyuluh sangat berpengaruh dalam tingkat keputusan petani dalam menerapkan sistem tanam jajar legowo yang menjadikan alasan petani melakukan sistem tanam jajar legowo. Penyuluh berperan penting dalam memberikan informasi pertanian terbaru dan dapat membantu petani dalam memecahkan permasalahan yang ada di lapang. Kegiatan penyuluhan di Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember dilakukan dalam rentan waktu satu bulan sekali untuk memberikan informasi terkait pertanian. Namun, petani di Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember belum banyak menerapkan informasi yang diberikan oleh penyuluh sehingga kegiatan yang dilakukan masih belum terlaksanakan dengan baik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui 1) Karakteristik responden, 2) Tingkat penerapan inovasi jajar legowo petani padi, 3) Persepsi petani terhadap peran penyuluh pertanian, 4) Faktor yang mempengaruhi persepsi petani tersebut. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja, yaitu di Kecamatan Bangsalsari dengan mengambil 7 desa yang meliputi Desa Karangsono, Desa Sukorejo, Desa Petung, Desa Bangsalsari, Desa Gambirono, Desa Tugusari, dan Desa Badean. Penentuan sampel ditentukan dengan menggunakan metode Total Sampling dengan sampel yang diambil adalah petani yang menerapkan atau sebelumnya pernah menerapkan inovasi jajar legowo. Data yang diperoleh dengan menggunakan metode observasi, wawancara atau kuesioner, dokumentasi, serta data pustaka lainnya. Analisis data yang dilakukan dengan menggunakan analisis statistika deskriptif dan analisis data inferensial.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Karakteristik petani responden memiliki usia yang berada pada usia produktif dengan tingkat pendidikan yang ditempuh oleh petani tergolong tinggi karena 29 petani dari jumlah keseluruhan menempuh pendidikan selama 12 tahun. Pendapatan yang diperoleh petani berbeda dengan petani yang lain, pendapatan 28 petani dari 61 responden memiliki pendapatan yang kurang dari Rp. 6.000.000 per bulan. Pengalaman petani yang dimiliki pun tergolong cukup lama dengan waktu kurang dari 40 tahun. Sedangkan untuk lahan yang digunakan untuk melakukan usahatani padi sebagian besar luas kurang dari 1 Ha yang mana dengan status kepemilikan berupa milik sendiri dan sewa. 2) Tingkat penerapan inovasi jajar legowo petani responden yang diukur dengan tahapan budidaya padi menggunakan sistem tanam jajar legowo yang dimulai dari proses pembenihan hingga pasca panen berada pada kategori Tinggi yang memiliki persentase 81,04%. 3) Persepsi petani terhadap peran penyuluh pertanian diukur menggunakan 7 peran penyuluh pertanian. Berdasarkan persepsi petani terhadap peran penyuluh pertanian sebagai peran fasilitasi, peran konsultasi, dan peran supervisi berada pada kategori sangat berperan. Sedangkan persepsi petani terhadap peran penyuluh pertanian sebagai peran edukasi, peran diseminasi, peran pemantauan, dan peran evaluasi berada pada kategori berperan. 4) Variabel Independen yang digunakan untuk melihat pengaruh pada Variabel Dependen (Persepsi) adalah usia, tingkat pendidikan, lama bertani, luas lahan, status lahan, pendapatan, keaktifan petani dan intensitas penyuluhan. Berdasarkan analisis yang diperoleh bahwa faktor yang berpengaruh signifikan terhadap persepsi petani adalah usia, tingkat pendidikan, lama bertani, keaktifan petani, dan intensitas penyuluhan. Sedangkan faktor yang tidak berpengaruh signifikan terhadap persepsi petani ada luas lahan, status lahan dan pendapatan. | en_US |