Gambaran Kualitas Udara Fisik Ruang Kamar pada Balita yang Mengalami Pneumonia di Wilayah Kerja Puskesmas Pakusari Kabupaten Jember Tahun 2022
Abstract
Pneumonia merupakan penyakit infeksi pernapasan sebagai masalah kesehatan
yang menyebabkan 14% kematian anak di dunia (WHO, 2021). Kejadian
pneumonia di Indonesia sebagai penyumbang kematian kedua pada kelompok usia
balita. Jawa Timur menjadi provinsi tertinggi dengan Kabupaten Jember termasuk
dalam 10 besar tingginya angka kejadian pneumonia pada balita. Peningkatan
kasus di Puskesmas Pakusari menempati angka kasus 10 besar. Pneumonia pada
balita disebabkan oleh multifaktor. Faktor risiko pneumonia dari balita seperti
jenis kelamin, usia, riwayat pemberian ASI Esklusif dan riwayat penyakit campak.
Pneumonia merupakan penyakit berkaitan erat dengan lingkungan seperti kualitas
udara pada ruang kamar balita. Kualitas udara dalam ruangan balita yang buruk
dua kali lipat berisiko menyebabkan pneumonia dan menyebabkan 44% kematian
pada balita (WHO, 2022). Pemilihan ruang kamar balita disebabkan banyaknya
waktu yang dihabiskan balita di kamar dibandingkan ruangan rumah lainnya.
Kualitas udara dalam ruang meliputi parameter suhu, kelembapan, pencahahayaan
dan PM10. Parameter tersebut terdapat syarat baku mutu kualitas udara fisik dalam
Peraturan Menteri Kesehatan No. 1077.
Penelitian ini menggunakan jenis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan
desain case series. Penelitian ini akan menggambarkan terkait karakteristik balita
dan pengukuran paramter kualitas udara dalam ruang kamar balita yang
mengalami pneumonia. Populasi penelitian ini balita pneumonia pada bulan
September – Desember Puskemas Pakusari tahun 2022 dengan total 23 balita.
Sampel yang diambil sejumlah 10 rumah balita dengan menggunakan perhitungan
Gay & Diehl (1992). Pengambilan sampel secara nonprobability sampling menggunakan purposive sampling berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi
peneliti. Pengumpulan data karakteristik balita dengan wawancara orang tua balita
menggunakan kuisoner. Pengukuran udara pada parameter suhu, kelembapan dan
pencahyaan menggunakan alat Environment Multimeter Mastech MS6300 dan
PM10 menggunakan Dust Track yang dilakukan oleh tenaga ahli pengukuran dari
(Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit)
BBTKLPP Surabaya.
Gambaran karakteristik balita berdasarkan usia balita pada penelitian ini 70%
pada balita yang mengalami pneumonia pada usia balita muda atau 0 – 24 bulan
dan berjenis kelamin perempuan. Balita yang mendapatkan ASI esklusif sebesar
50%. Pada karakteristik riwayat penyakit yakni campak sebesar 20%. Pada hasil
pengukuran kualitas udara fisik ruang kamar balita: hasil suhu udara 40% yang
memenuhi syarat dan 60% tidak memenuhi syarat, hasil pencahayaan dan hasil
kelembaban tidak memenuhi syarat dan debu PM10 udara 100% memenuhi syarat.
Hal ini keberadaan ventilasi yang masih rendah, kebiasaan membuka jendela dan
tirai jendela masih rendah.
Gambaran kualitas udara fisik dalam ruang kamar balita sesuai dengan Peraturan
Menteri Kesehatan No. 1077 yang mengalami pneumonia di wilayah kerja
puskesmas Pakusari masih belum memenuhi syarat. Saran yang dapat diberikan
dapat meningkatkan pemantauan dan jumlah rumah sehat bagi rumah penderita
pneumonia seperti program pemberian glass block (genteng kaca). Masyarakat
dapat aktif melalui kader kesehatan melalui posyandu dan penyebaran informasi
di media sosial. Masyarakat dapat meningkatkan sirkulasi udara dan cahaya
matahari dengan meningkatankan ventilasi serta kebiasaan membuka jendela, tirai
jendela dan tidak merokok dalam rumah serta meningkatkan perilaku menjemur
bantal, guling dan kasur terutama pagi hari dan mengannti sarung bantal dan
guling serta sprei kasur secara berkala.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2231]