dc.description.abstract | Pengendalian penyakit pada tanaman dapat dilakukan dengan pengendalian hayati yaitu memanfaatkan mikroorganisme yang bersifat antagonis yaitu Pseudomonas fluorescens yang efektif menekan pertumbuhan penyakit layu oleh cendawan Fusarium oxysporum. Pemanfaatan media perbanyakan air kelapa dinilai lebih praktis, air kelapa memiliki komposisi yaitu berbagai bahan kimia yang dibutuhkan oleh mikroorganisme dalam perkembangannya. Hal ini juga terjadi pada media penghasil Pseudomonas flourescens dari limbah cair tahu, zat dalam limbah cair tahu diketahui cukup lengkap dan zat dalam limbah cair tahu sangat dibutuhkan dalam perkembangbiakan agens hayati. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri atas 5 perlakuan dengan 4 kali ulangan sehingga ada 20 unit percobaan. Perlakuan yang di uji meliputi P1 : Kontrol (tanpa Pf), P2 : Pf pada media Luria Broth, P3 : Pf pada media air kelapa, P4 : Pf pada media limbah cair tahu, P5 : Pf pada media 50% air kelapa + 50% limbah cair tahu. Hasil penelitian menunjukkan Limbah cair tahu dan air kelapa dapat meningkatkan populasi Pseudomonas fluorescens. Populasi Pf pada media limbah cair tahu yaitu 66 × 109, media air kelapa dengan populasi 40 × 109, dan pada media 50% air kelapa + 50% limbah cair tahu dengan populasi 49 × 109. Berdasarkan penelitian ini, pengendalian penyakit layu fusarium menggunakan agen antagonis Pseudomonas fluorescens pada tanaman pisang dengan perlakuan media 50% AK + 50% LCT memiliki nilai efektivitas yang sangat baik sebesar 70,29% diikuti dengan nilai efektivitas baik pada perlakuan media AK sebesar 68,16% dan nilai efektivitas kurang baik pada perlakuan media LCT sebesar 34,01%. | en_US |