Show simple item record

dc.contributor.authorPUTRI, Whimas Jessica Ayudia
dc.date.accessioned2024-04-29T05:27:27Z
dc.date.available2024-04-29T05:27:27Z
dc.date.issued2024-03-04
dc.identifier.nim201510901044en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/120403
dc.description.abstractProgram Perhutanan Sosial merupakan program yang dirancang pemerintah untuk membangun keseimbangan ekonomi, sosial budaya dan lingkungan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang berada di dalam atau sekitar hutan, guna membawa keberdayaan bagi masyarakat secara berkelanjutan. Merujuk pada Progam Perhutanan Sosial guna memberdayakan masyarakat, maka dibentuklah salah satu lembaga yaitu Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Wisata Rengganis yang dibentuk oleh Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Rengganis. Pembentukan KUPS menjadi bagian kontribusi LMDH Rengganis dalam memajukan taraf ekonomi dan mengoptimalkan potensi hutan di wilayah Desa Pakis. KUPS Wisata Rengganis sebagai sarana pemberdayaan masyarakat wilayah hutan, usaha pengelolaan wisata alam bersama masyarakat tentu tidak terlepas dari adanya permasalahan yang ada. Permasalahan yang sering terjadi pada KUPS Wisata Rengganis yaitu lemahnya pelaksanaan administrasi dan pengelolaan wisata dikarenakan secara umum, pengelola KUPS Wisata Rengganis belum sepenuhnya memahami dan memiliki wawasan prospek wisata sebagai produk jasa yang menguntungkan, sehingga perencanaan pengembangan pengelolaan wisata melalui intervensi model pemberdayaan yang lebih sistematis dan memberikan dampak yang signifikan terhadap keberdayaan masyarakat. KUPS Wisata Rengganis menjadi pihak utama dan aktif dalam mengambil keputusan atas apa yang terbaik dengan bermusyawarah, mengusulkan, dan memberikan keputusan. Tujuan penelitian untuk menganalisis model pengembangan masyarakat lokal melalui KUPS Wisata Rengganis dalam program perhutanan sosial di Desa Pakis. Penelitian disusun berdasarkan hasil penelitian dari Rothman dan Tropman (1987) dalam Adi (2008:121) menggunakan dua belas indikator untuk membedakan ketiga model intervensi (pendekatan) yaitu kategori tujuan, struktur komunitas dan permasalahannya, strategi dasar dan teknik perubahan, taktik dan karakteristik, struktur kekuasaan, media perubahan, praktisi yang menonjol, batasan penerima layanan, asumsi mengenai kepentingan kelompok, penerima layanan, peran penerima layanan dan pemanfaatan pemberdayaan. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan menggunakan purposive method. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan purposive method dalam penentuan informan sesuai dengan kriteria tertentu. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi dan dianalisis menggunakan analisis data Miles dan Huberman (2014) yaitu pengumpulan data, reduksi data (kondensasi data), penyajian data (display data) dan penarikan kesimpulan atau verifikasi data. Hasil penelitian menggunakan 12 indikator yaitu : (1) tujuan untuk mengembangkan potensi serta mengangkat perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Desa Pakis. (2) Struktur kelompok KUPS Wisata Rengganis terdiri dari penasehat, ketua, sekretaris, bendahara dan anggota yang saling bekerja Bersama. Relasi yang terjadi di struktur organisasi yaitu relasi komunal, relasi kolegal dan relasi hierarkis. Permasalahan yang terjadi yaitu kurangnya tenaga kerja dapat diatasi dengan mengajak anak-anak muda serta kurang optimalnya peran bendahara yang dapat dibantu oleh ketua. (3) Melakukan kerja sama antar pihak terkait seperti internal yaitu anggota KUPS Wisata Rengganis dan eskternal yaitu CDK, Dinas Pariwisata, Perhutani dan Pemerintah Desa. (4) Mengajak anak-anak muda untuk berpartisipasi dan cara mengatasi hambatan komunikasi dengan pihak pemerintah desa yaitu memperkuat kekompakan anggota melalui musyawarah dan berdiskusi. (5) Praktisi yang menonjol sebagai fasilitator, koordinator, pemungkin. (6) Terdapat kelompok-kelompok kecil dalam wisata seperti anak-anak muda, pedagang dan warung secara bersama-sama menyelesaikan masalah dengan cara berdiskusi. (7) Memiliki partner yaitu anak-anak muda dan kolaborator adalah pemerintah Desa Pakis dengan cara musyawarah hingga kata mufakat dan mencari solusi yang terbaik. (8) Berdasarkan letak geografis di KUPS Wisata Rengganis yaitu anggota pemegang saham, pedagang, warung dan anak-anak muda. (9) Kelompok-kelompok yang tergabung dalam kepentingan KUPS tersebut yaitu pemerintah Desa Pakis, kelompok remaja Masjid Al-Mubarok serta kelompok keamanan yaitu Babinsa dan Babinkamtibmas juga kelompok keamanan non fomal di wilayah setempat. (10) Konsepsi mengenai penerima layanan merupakan bagian eksternal dari KUPS Wisata Rengganis yaitu pemerintah desa, kelompok remaja masjid Al-Mubarok serta pengunjung wisata. (11) Konsepsi peran penerima layanan yaitu berpartisipasi aktif untuk menjalankan tugas dan kepentingan mereka masing-masing. (12) Peningkatan kapasitas ekonomi yaitu mulai dari individu anggota pemegang saham, kelompok KUPS Wisata Rengganis dan masyarakat Desa Pakis pedagang, warung dan anak-anak muda. Berdasarkan hasil penelitian tersebut model pengembangan masyarakat lokal yang ada di KUPS Wisata Rengganis dapat dikategorikan menjadi dua bagian yaitu cukup untuk dipertahakan dan perlu adanya peningkatan pengembangan wisata agar dapat berkelanjutan dan mensejahterakan masyarakat.en_US
dc.description.sponsorshipDiah Puspaningrum S.P., M.Sien_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Pertanianen_US
dc.subjectKelompok Usaha Perhutanan Sosialen_US
dc.subjectProgram Perhutanan Sosialen_US
dc.titleModel Pengembangan Masyarakat Lokal Melalui Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Wisata Rengganis dalam Program Perhutanan Sosial di Desa Pakisen_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiPenyuluhan Pertanianen_US
dc.identifier.pembimbing1Diah Puspaningrum S.P., M.Sien_US
dc.identifier.validatorTeddyen_US
dc.identifier.finalizationTeddyen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record