Determinan Tingkat Pengangguran Terbuka di Kawasan Timur Indonesia Tahun 2015-2022
Abstract
Penduduk sebagai sumber daya manusia merupakan aset yang dapat digunakan sebagai stimulan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Saat ini, Indonesia sedang menghadapi fenomena transisi demografi dalam satu dekade terakhir terakhir yang diindikasikan berdasarkan sensus penduduk tahun 2000 dan hal ini dikenal dengan istilah bonus demografi, yaitu peningkatan jumlah penduduk usia penduduk usia produktif yang diikuti dengan perlambatan laju pertumbuhan penduduk usia non-produktif (0-14 tahun) dan berkurangnya jumlah penduduk usia lanjut penduduk usia lanjut (usia ≥65 tahun) (Jati, 2015). Dengan tujuan untuk melihat pengaruh yang diberikan oleh indeks pembangunan manusia (IPM), pertumbuhan ekonomi pertumbuhan ekonomi dan upah minimum terhadap jumlah pengangguran. Metode yang digunakan adalah Partial Least Square (PLS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa indeks pembangunan manusia (IPM) berpengaruh signifikan dan negatif signifikan dan negatif terhadap tingkat pengangguran terbuka (TPT) di kawasan Indonesia Timur pada tahun 2015-2022. Pertumbuhan ekonomi (PDB) memiliki pengaruh signifikan dan signifikan dan negatif terhadap tingkat pengangguran terbuka (TPT) di kawasan timur Indonesia bagian timur pada tahun 2015-2022. Upah minimum (UMR) memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap tingkat pengangguran terbuka (TPT) di kawasan timur Indonesia tahun 2015-2022. Dengan saran bahwa peningkatan pendidikan baik secara formal maupun informal dapat memberikan dorongan bagi pengembangan kemampuan bagi setiap individu baik untuk bekerja maupun menjalani kehidupan serta pembangunan infrastruktur pendidikan perlu ditingkatkan lagi dan arah ditingkatkan lagi serta arah dan kebijakan ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat lebih digalakkan di wilayah timur Indonesia yang akan berdampak langsung Indonesia yang akan berdampak langsung pada penurunan tingkat pengangguran terbuka (TPT).