dc.description.abstract | Pupuk merupakan salah satu kebutuhan utama bagi petani, karena dapat
membantu meningkatkan reproduksi, pertumbuhan, dan produksi suatu komoditas.
Saat ini beredar dua jenis pupuk di Indonesia yakni pupuk bersubsidi dan
nonsubsidi. Pupuk bersubsidi adalah barang dalam pengawasan yang pengadaan
dan penyalurannya mendapat subsidi dari pemerintah untuk kebutuhan kelompok
tani dan/atau petani di sektor pertanian yang meliputi pupuk Urea, SP 36, ZA, NPK.
Sedangkan pupuk nonsubsidi merupakan pupuk yang pengadaan dan
penyalurannya tidak melalui program yang di anggarkan pemerintah dan tidak
mendapatkan potongan harga.
Ketersediaan pupuk di tingkat petani penting untuk dilakukan dengan
memenuhi enam prinsip utama yang disebut enam tepat yaitu tepat waktu, jumlah,
jenis, tempat, mutu, dan tepat harga, supaya petani dapat menerapkan teknologi
pemupukan berimbang sesuai dengan rekomendasi spesifik lokasi. Pemerintah
Kabupaten Banyuwangi melalui Rancangan Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) merancang pembangunan pertanian berkelanjutan demi
mewujudkan ketahanan pangan nasional. Pada tahun 2022 Kecamatan Genteng
merupakan salah satu daerah penghasil padi terbesar dari tiga peringkat daerah
teratas di Kabupaten Banyuwangi yang mengalami permasalahan ketersediaan
pupuk subsidi. Keterbatasan pupuk subsidi mengakibatkan petani harus mencari
solusi alternatif agar usahatani yang dijalankan tidak mengalami kegagalan.
Pengurangan ketersediaan pupuk menimbulkan banyak persepsi dari
masyarakat kelompok tani khususnya dari segi prosedur, pelayanan, dan
pembiayaan. Adanya ketidaktersediaan tersebut menyebabkan perbedaan persepsi
antar petani. Petani yang mengalami pengurangan ketersediaan merasakan dampak
yang berbeda-beda. Perbedaan persepsi petani akibat adanya ketersediaan pupuk dapat disebabkan oleh banyak faktor. Berdasarkan hal tersebut maka perlu
dilakukan penelitian mengenai (1) persepsi dari petani padi terhadap ketersediaan
pupuk bersubsidi, (2) faktor yang mempengaruhi persepsi petani padi terhadap
ketersediaan pupuk bersubsidi, dan (3) strategi alternatif petani padi dalam
menghadapi ketersediaan pupuk bersubsidi di Desa Kaligondo Kecamatan Genteng
Kabupaten Banyuwangi.
Metode penentuan lokasi yang digunakan adalah teknik purposive (secara
sengaja) yakni pada Desa Kaligondo Kecamatan Genteng Kabupaten Banyuwangi
dengan waktu penelitian pada Bulan Oktober hingga Desember 2023. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode statistik deskriptif analitik dan regresi
logistik ordinal. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Metode
pengumpulan data dengan cara pemberian kuesioner, wawancara, dan observasi,
serta studi Pustaka. Metode pengambilan contoh pada penelitian ini menggunakan
rumus Taro Yamane. Metode analisis data untuk menjawab rumusan masalah
pertama dan ketiga menggunakan analisis Statistik Deskriptif dan Analisis Regresi
Logistik Ordinal untuk menjawab rumusan masalah kedua.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) Persepsi petani padi tentang dampak
ketersediaan pupuk subsidi terhadap penurunan produksi tanaman padi didapatkan
rata-rata skor sebesar 24,56, yang mana termasuk dalam kategori terdampak sedang
karena berada pada rentang skala antara 20,01 – 28,00. (2) Faktor-faktor yang
secara signifikan mempengaruhi persepsi petani padi di Desa Kaligondoo
Kecamatan Genteng tentang dampak ketersediaan pupuk bersubsidi terhadap
produksi diantaranya variabel umur, pendidikan, luas lahan, pengalaman bertani,
pendapatan petani, ketersediaan pupuk, dan adanya pupuk alternatif. Adapun
variabel harga pupuk, tepat waktu, dan tepat harga tidak signifikan. (3) Strategi
petani padi terbanyak yang diterapkan petani padi dalam menghadapi dampak
kelangkaan pupuk yakni dengan menerapkan sistem menggunakan pupuk organik
padat, cair, dan membeli sebelum dibutuhkan. | en_US |