dc.description.abstract | Pertumbuhan produksi sawi hijau sangat rendah yaitu sebesar 0,45%. Hal ini disebabkan harga jual yang rendah menyebabkan petani enggan berbudidaya meskipun minat akan sawi hijau tinggi. Kegiatan urban farming menjadi salah satu upaya produksi tanaman sawi hijau yang memiliki kualitas baik dengan dukungan penggunaan pupuk organik salah satunya pupuk organik air cucian beras. Air cucian beras mengandung P, Mg, N, vitamin B dan Mineral serta zat pengatur tumbuh (ZPT) yang dapat menunjang kebutuhan nutrisi tanaman. Rancangan yang digunakan berupa rancangan acak lengkap (RAL) faktorial (4x3) dengan 3 ulangan. Perlakuan terdiri dari perlakuan konsentrasi K1 (0% (kontrol)), K2 (25%), K3 (50%), K4 (75%), serta perlakuan frekuensi F1 (7 hst, 14 hst), F2 (7 hst, 14 hst, 21 hst), dan F3 (7 hst, 14 hst, 21 hst, 28 hst). Parameter yang diukur adalah tinggi tanaman, luas daun, jumlah daun pertanaman, berat basah, produksi tanaman, berat kering total, kandungan klorofil dan kadar air daun. Analisis data menggunakan ANOVA dan dilanjutkan dengan Uji Dunchan Multiple Range Test (DMRT) dengan taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan interaksi antara konsentrasi POC limbah cucian beras 75% dengan frekuensi pemberian POC sebanyak 4 kali (K4F3) mampu meningkatkan pertumbuhan, hasil dan kualitas tanaman sawi hijau. Perlakuan tunggal konsentrasi POC limbah cucian beras sebesar 75% (K4) mampu meningkatkan pertumbuhan, hasil dan kualitas tanaman sawi hijau. Perlakuan tunggal frekuensi (F) pemberian POC memberikan pengaruh tidak nyata terhadap semua parameter pertumbuhan, hasil dan kualitas tanaman sawi hijau.
Kata Kunci : Air Cucian Beras, Pupuk Organik Cair, Sawi Hijau | en_US |