Strategi Pengelolaan Resiko Supply Chain Usaha Garam Pada CV Andhita Jaya Desa Paleran Kecamatan Umbulsari Kabupaten Jember
Abstract
CV. Andhita Jaya adalah perusahaan yang bergerak dibidang produksi,
perdagangan serta distribusi garam. CV. Andhita Jaya memasarkan tiga jenis
garam, yaitu produk garam halus, garam curah dan garam kasar. CV. Andhita
Jaya harus mampu bersaing dengan berbagai perusahaan garam yang
menghasilkan garam dengan kualitas baik dan harga yang murah. Dalam
memenuhi tujuan tersebut perlu menciptakan aliran supply chain yang baik
terhadap berbagai macam gangguan atau risiko yang bisa menyebabkan kerugian
pada perusahaan. Dalam setiap aktivitas bisnis perusahaan mempunyai suatu
risiko, untuk itu dibutuhkan pengelolaan risiko supaya aliran supply chain
perusahaan dapat berjalan baik.
Pada penelitian ini identifikasi risiko pada supply chain perusahaan
dilakukan dengan menggunakan metode House of Risk (HOR). HOR
diaplikasikan untuk memitigasi risiko yang muncul pada aliran supply chain
dengan cara mengidentifikasi risiko, memprioritaskan agen risiko serta merancang
strategi penanganan. Dalam tahap identifikasi risiko digunakan metode
pengembangan Supply Chain Operation Reference (SCOR) yang digunakan untuk
membantu memetakan dari risiko dan keterkaitan antar risiko dengan agen risiko
dalam supply chain. Pada tahap selanjutnya melakukan perhitungan agen risiko
yang akan ditangani serta merancang strategi penanganan. Dalam merancang
strategi penanganan, diawali dengan mencari besar hubungan strategi penanganan
dengan agen risiko, menghitung nilai Total Effectiveness (TEk), Degree of
Difficulty (Dk), dan menghitung rasio Effectiveness To Difficulty (ETDk) untuk
mengetahui ranking prioritas strategi penanganan. Selanjutnya dengan
menggunakan diagram pareto, akan dipilih strategi penanganan yang akan
dilakukan perancangan strategi penanganan.
Berdasarkan hasil penelitian awal, identifikasi risiko yang dilakukan
menggunakan metode pengembangan Supply Chain Operations Reference
(SCOR) dengan lima aktivitas yaitu plan, source, make, deliver, dan return,
diperoleh 28 risiko yang terjadi dalam supply chain perusahaan yang
masingmasing terbagi yaitu: 7 risiko yang terjadi pada aktivitas plan, 7 risiko
yang terjadi pada aktivitas source, 7 risiko yang terjadi pada aktivitas make, 4
risiko yang terjadi pada aktivitas deliver, dan 3 risiko yang terjadi pada aktivitas
return. Berdasarkan hasil penelitian mengenai identifikasi penyebab terjadinya
risiko-risiko tersebut dengan melakukan wawancara kepada pihak perusahaan
yaitu Kepala Divisi Pengadaan, Kepala Divisi Produksi Garam Olahan, dan
Kepala Divisi Pemasaran, terdapat 17 agen risiko yang dapat menyebabkan
terjadinya risiko dalam supply chain perusahaan.
Berdasarkan hasil penilaian tingkat dampak (severity) dari risiko dan
penilaian tingkat kemunculan kejadian (occurance) penyebab risiko, dapat
diketahui besar nilai Aggregate Risk Potential (ARP) yang digunakan untuk
menentukan prioritas agen risiko mana yang perlu untuk ditangani terlebih dahulu
untuk diberikan tindakan pencegahan. Dari hasil perhitungan ARP, terdapat lima
agen risiko yang memiliki nilai tertinggi yang nantinya akan dilakukan
perancangan strategi penanganan agar dapat mengurangi dampak risiko yang
terjadi dalam perusahaan, dimana terdapat 11 strategi penanganan yang dapat
digunakan untuk mengeliminasi atau menurunkan munculnya agen risiko, yaitu
membuat sistem informasi yang terintegrasi (PA1), membuat SOP untuk sistem
komunikasi dalam perusahaan (PA2), memberikan reward, punishment, dan
motivasi kerja kepada seluruh karyawan (PA3), melakukan training rutin kepada
semua pekerja (PA4), memberikan lingkungan kerja yang nyaman dan bersih bagi
pekerja (PA5), Melakukan pemilihan pekerja dengan lebih ketat (PA6),
melakukan pengembangan teknologi untuk penyimpanan garam agar
memperkecil proses penyusutan pada garam. (PA7), menjalin komunikasi dengan
baik pada semua pihak baik cuatomer dan supplier (PA8), mempererat kerjasama
dengan petani garam agar dapat mengatasi adanya permintaan garam yang
meningkat (PA9), melakukan pemilihan supplier dengan lebih selektif. (PA10),
membuat kontrak kerja kepada semua supplier (PA11).
Collections
- MT-Agribusiness [159]