Strategi Reaktivasi Kawasan Stasiun Kereta Api Panarukan Jalur KA Lintas Kalisat - Panarukan
Abstract
Kabupaten Situbondo merupakan salah satu wilayah yang tidak memiliki
sarana transportasi kereta api, tetapi memiliki stasiun kereta api bekas peninggalan
masa kolonial yang terakhir aktif di Tahun 2004. Berdasarkan Rencana Strategis
Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Timur Tahun 2020 - 2024
menyatakan bahwasanya pelaksanaan reaktivasi Stasiun KA Panarukan dengan
jalur lintas Kalisat - Panarukan. Hal tersebut, menjadi kebijakan yang mendukung
dalam penelitian ini. Selain itu, Rencana Induk Perkeretaapian Nasional
menyatakan bahwasanya Stasiun Panarukan lulus studi kelayakan untuk
direaktivasi. Meskipun Stasiun Panarukan memiliki potensi yang kuat, tetapi
rencana reaktivasi masih memiliki permasalahan dalam strategi perencanaannya.
Berdasarkan kondisi tersebut, kawasan Stasiun Panarukan perlu strategi dalam
upaya reaktivasinya agar Kabupaten Situbondo memiliki moda transportasi umum
unggulan.
Penelitian menggunakan beberapa metode analisis untuk mencapai tujuan
yang diteliti, yaitu yang pertama menggunakan analisis deskriptif kuantitatif untuk
mengetahui potensi dan permasalahan kondisi eksisting. Metode analisis yang
kedua dan metode analisis yang ketiga digunakan untuk mencapai tujuan mengenai
probabilitas pemanfaatan moda transportasi kereta api untuk orang dan barang.
Setelah memperoleh hasil pada tujuan pertama dan kedua tersebut, maka dilakukan
metode analisis yang keempat yaitu metode analisis triangulasi. Pada metode
keempat ini untuk menentukan strategi reaktivasi kawasan stasiun dan jalur kereta
api yang tepat. Terdapat 4 strategi reaktivasi yang dihasilkan pada penelitian ini
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4097]