Analisis Koneksi Matematis Siswa SMP dalam Memecahkan Masalah Sistem Persamaan Linier Dua Variabel ditinjau dari Gaya Berpikir
Abstract
Koneksi matematis merupakan salah satu kemampuan yang dibutuhkan siswa dalam menyelesaikan masalah matematika, termasuk juga pada masalah yang berkaitan dengan SPLDV. Setiap siswa memiliki cara yang berbeda dalam menyelesaikan masalah, salah satunya disebabkan oleh gaya berpikir. Gaya berpikir menurut Gregorc terdiri dari sekuensial konkret (SK), sekuensial abstrak (SA), acak konkret (AK), dan acak abstrak (AA). Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan koneksi matematis siswa dalam memecahkan masalah SPLDV ditinjau dari gaya berpikir. Metode pengumpulan data menggunakan angket gaya berpikir, tes pemecahan masalah, dan pedoman wawancara yang telah dinyatakan valid. Subjek penelitian ini adalah 10 siswa dari kelas IX-B dan IX-D SMP Bustanul Makmur. Teknik analisis data berdasarkan hasil dari angket, tes pemecahan masalah dan hasil wawancara dari subjek terpilih. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa koneksi matematis masing-masing gaya berpikir dalam menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan SPLDV memiliki persamaan dan perbedaan. Siswa SK, SA, dan AK dalam memecahkan masalah kontekstual yang berkaitan dengan SPLDV dapat mengidentifikasi informasi fakta dan konsep matematika dari masalah yang diberikan dengan tepat, dapat menemukan keterkaitan antar konsep matematika satu dengan yang lainnya untuk menyelesaikan masalah, dan menggunakan keterkaitan konsep dengan prosedur dan operasi hitung untuk menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari dengan tepat, sehingga menghasilkan kesimpulan yang tepat. Siswa dengan gaya berpikir AA dalam memecahkan masalah kontekstual yang berkaitan dengan SPLDV tidak dapat mengidentifikasi fakta dan konsep matematika dalam konteks kehidupan sehari-hari pada masalah yang diberikan dengan tepat, dapat menemukan keterkaitan antar konsep matematika satu dengan yang lainnya untuk menyelesaikan masalah meskipun dalam mengetahui konsep matematika yang berkaitan dengan masalah secara tidak langsung, dan tidak menggunakan keterkaitan konsep dengan prosedur dan operasi hitung untuk menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari secara tepat atau cenderung masih terdapat kesalahan.