Show simple item record

dc.contributor.authorKAMILAH, Zahra Izzah
dc.date.accessioned2024-02-26T03:02:44Z
dc.date.available2024-02-26T03:02:44Z
dc.date.issued2024-02-12
dc.identifier.nim202010101134en_US
dc.identifier.urihttps://repository.unej.ac.id/xmlui/handle/123456789/119981
dc.descriptionFinalisasi oleh Taufik Tgl 26 Februari 2024en_US
dc.description.abstractStunting didefinisikan sebagai pertumbuhan pada balita yang terhambat akibat kekurangan gizi yang kronis sehingga balita menjadi pendek. Kondisi stunting dinilai dari tinggi badan menurut usia berada dibawah minus dua standar deviasi. Survei Status Gizi Indonesia menyatakan bahwa prevalensi stunting di Indonesia pada tahun 2022 sebesar 21,6%. Persentase tersebut dinilai cukup tinggi karena berdasarkan rekomendasi WHO, prevalensi stunting harus berada dibawah 20%. Provinsi Jawa Timur berhasil menurunkan angka kejadian stunting pada tahun 2022 menjadi 19,2%. Walaupun begitu, Kabupaten Jember menjadi wilayah dengan prevalensi stunting tertinggi di Jawa Timur, yakni mencapai 34,9% atau sekitar 35.000 balita. Stunting dipengaruhi oleh asupan gizi, pemberian ASI eksklusif dan genetik. Faktor sosioekonomi dan personal hygiene secara tidak langsung juga dapat mempengaruhi kejadian stunting. Kondisi stunting membuat imunitas tubuh menjadi lemah sehingga rentan terpapar infeksi. Infeksi STH cukup sering ditemukan pada balita tetapi sering diabaikan karena tidak menunjukkan gejala. Kelompok usia balita memiliki kecenderungan tinggi untuk terjangkit infeksi STH apabila dikaitkan dengan sosial ekonomi yang rendah dan penerapan personal hygiene yang buruk. Penelitian dilakukan untuk mencari hubungan antara faktor risiko sosioekonomi dan personal hygiene dengan infeksi STH melalui pemeriksaan feses balita dengan metode sedimentasi dan floatasi. Penelitian ini berlangsung selama bulan Juli-Desember 2023. Populasi penelitian menggunakan balita stunting di Kecamatan Kaliwates. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER DIGITAL REPOSITORY UNIVERSITAS JEMBER viii sampling mendapatkan 92 total subjek penelitian. Hasil pemeriksaan pada penelitian ini memperoleh 12 sampel positif terinfeksi STH (13%). Analisis bivariat pada penelitian ini menggunakan uji Koefsien Kontingensi untuk menilai kuat hubungan antara faktor risiko sosioekonomi dan personal hygiene dengan infeksi STH. Hasil uji didapatkan bahwa salah satu faktor sosioekonomi, yaitu indikator pendidikan ibu berpengaruh signifikan terhadap kejadian infeksi STH. Tiga indikator faktor personal hygiene yang terdiri atas kebiasaan mencuci tangan, kebersihan kuku dan pemakaian alas kaki juga bermakna secara signifikan dengan infeksi STH. Hasil keempat indikator pada uji bivariat tersebut memenuhi syarat untuk dilanjutkan pada analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik. Salah satu faktor personal hygiene, yakni kebiasaan mencuci tangan (OR= 23,355) menjadi faktor risiko dominan terhadap kejadian infeksi STH pada balita stunting di Kecamatan Kaliwates.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFakultas Kedokteranen_US
dc.subjectPERSONEL HYGIENEen_US
dc.subjectSOCIOECONOMYen_US
dc.subjectSTUNTINGen_US
dc.subjectSOIL-TRANSMITTED HELMINTHen_US
dc.titleHubungan Faktor Risiko Sosioekonomi dan Personal Hygiene dengan Infeksi STH pada Balita Stunting Kecamatan Kaliwatesen_US
dc.typeSkripsien_US
dc.identifier.prodiPendidikan Dokteren_US
dc.identifier.pembimbing1Dr.rer.biol.humdr. Erma Sulistyaningsih, M.Si.,GCert.AgHealthMed.en_US
dc.identifier.pembimbing2dr.Muhamad Hasan, M.Kes.,Sp.OT.en_US
dc.identifier.validatorTeddyen_US
dc.identifier.finalizationTeddyen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record