Pengembangan Concept Mapping Assessment (CMA) pada Pembelajaran Fisika Pokok Bahasan Kalor di MAN 1 Jember
Abstract
Pembelajaran fisika merupakan proses kegiatan belajar mengajar yang tidak
hanya berisi tentang teori-teori atau rumus-rumus untuk dihafal, akan tetapi dalam
fisika berisi banyak konsep yang harus dipahami secara mendalam dan mampu
mengaplikasikan suatu materi fisika dalam menyelesaikan permasalahan di
kehidupan sehari-hari. Salah satu hal yang penting dalam proses pembelajaran fisika
adalah tahap evaluasi pembelajaran. Evaluasi pembelajaran yang sering digunakan
adalah tes tertulis berupa tes objektif dan tes esai. Untuk penilaiannya meskipun tes
objektif dan tes esai tergolong tes yang mudah dilakukan namun guru sering
mengalami kesulitan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa
terhadap materi yang telah dipelajari. Oleh karena itu, untuk mengetahui tingkat
keberhasilan siswa dalam menyerap pengetahuan diperlukan evaluasi atau penilaian
yang sesuai. Jenis penilaian ini adalah Concept Mapping Assessment (CMA) . Concept Mapping Assessment (CMA) adalah penilaian yang memanfaatkan peta
konsep sebagai alat evaluasi dalam suatu pembelajaran. Tujuan penelitian
pengembangan ini adalah untuk menentukan reliabilitas dan validitas dari Concept
Mapping Assessment (CMA) yang dikembangkan, untuk mengetahui pemahaman
siswa setelah menggunakan Concept Mapping Assessment (CMA) dan untuki
mengetahui kreativitas siswa setelah menggunakan Concept Mapping Assessment
(CMA)
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil salah satu kelas secara acak (cluster random sampling) dan sebagai subjek penelitian adalah seluruh siswa dalam
satu kelas tersebut. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang bertujuan
untuk memperoleh suatu produk perangkat evaluasi pembelajaran fisika dengan
menggunakan concept mapping pada pokok bahasan kalor di MAN 1 Jember. Desain
pengembangan Concept Mapping Assessment (CMA) pada penelitian ini
menggunakan model pengembangan perangkat pembelajaran 4-D dan telah
dimodifikasi menjadi 3-D yang meliputi tahap pendefinisian, tahap perencanaan, dan
tahap pengembangan. Tahap penyebaran tidak dilakukan karena keterbatasan biaya
dan waktu. Alat perolehan data yang digunakan adalah lembar validasi dan lembar tes
ulangan harian. Metode perolehan data yang digunakan adalah validasi logic dan tes
ulangan harian. Data yang didapatkan adalah validasi logic dan nilai hasil ulangan
harian siswa.
Hasil validasi logic untuk perangkat evaluasi adalah sebesar 4,28 dan untuk
soal Concept Mapping Assessment (CMA) adalah sebesar 4,17. Secara keseluruhan
dikatakan valid karena mencapai kategori > 4. Reliabilitas Concept Mapping
Assessment (CMA) Model S adalah sebesar 0,94 dan Model C sebesar 0,82 sehingga
dikatakan memiliki reliabilitas sangat tinggi karena berada pada rentangan 0,80 –
1,00. Pemahaman siswa setelah menggunakan Concept Mapping Assessment (CMA) pada pembelajaran fisika pokok bahasan kalor secara klasikal sebesar 73,36%
sehingga tergolong cukup paham. Pada kreativitas siswa setelah menggunakan
Concept Mapping Assessment (CMA) pada pembelajaran fisika pokok bahasan kalor
secara klasikal sebesar 70,5% sehingga tergolong cukup kreatif. Kesimpulan yang
diperoleh adalah Concept Mapping Assessment (CMA) berkategori valid dan
memiliki reliabilitas sangat tinggi. Pemahaman siswa setelah menggunakan Concept
Mapping Assessment (CMA) tergolong cukup paham. Kreativitas siswa setelah
menggunakan Concept Mapping Assessment (CMA) tergolong cukup kreatif.