Kajian Sifat Kuat Lentur dan Patahan Biokomposit PLA/ Ampas Tebu dengan Metode Vaccum Bagging
Abstract
Penggunaan serat sintetis yang berasal dari minyak bumi semakin hari
semaikin meningkat. Hal ini dapat menyebabkan terganggunya ekosistem
lingkungan karena sifatnya yang tidak murah terurai. Untuk mengatasi hal itu,
beberapa terobosan dilakukan dengan menggunakan polimer yang berbahan dari
alam atau biopolimer. Penggunaan material biopolimer memiliki beberapa
kelemahan yang salah satunya lemah dalam hal sifat mekaniknya. Penambhan
material penguat untuk mengatasi kelemahan tersebut dilakukan dengan
penambahan serat alam untuk meningkatkan sifat mekanik atau yang disebut
dengan biokomposit yaitu penggabungan 2 atau lebih material yang memiliki sifat,
bentuk, dan komposisi yang berbeda untuk menjadi material baru yang memiliki
sifat yang berbeda dari penyusunnya.
Penelitian ini dilakukan dengan 2 tahapan yang berbeda, tahap yang pertama
yaitu proses pembuatan atau fabrikasi spesimen biokomposit dan tahap kedua yaitu
pengujian bending yang kemudian dilanjutkan analisis morfologi. Sebelum proses
fabrikasi dimulai, ampas tebu yang telah dikumpulkan di jemur dibawah sinar
matahari selama 4 hari sampai benar – benar kering. Ampas tebu kemudian dipilah
untuk diambil seratnya. Serat ampas tebu kemudian dicuci dan diberi perlakuan
alkali dengan menggunakan larutan NaOH 4% selama 4 jam perendaman.
Kemudian ampas tebu dicuci dengan aquades hingga bersih dan dilakukan
pengeringan dengan suhu kamar selama 24 jam. Ampas tebu yang sudah kering
kemudian dipotong 6 cm dan dilakukan penimbahan sesuai komposisi variasi fraksi
volume serat ampas tebu dan polylactic acid (PLA). Variasi yang dibuat yakni
100% PLA murni, 22 % serat 78% PLA, 24% serat 76% PLA, dan 26% serat 74%
PLA. Proses fabrikasi diawali dengan mencampur matrik biokomposit yang berupa
polylactic acid (PLA) dengan serat ampas tebu yang sudah ditimbang sesuai masing
– masing variasi dan ditata pada cetakan. Kemudian campuran PLA dengan serat ampas tebu yang sudah ada di cetakan dimasukkan ke dalam plastik bag untuk
dilakukan proses vaccum untuk mengurangi gelembung udara dengan mesin
vaccum pump. Proses vaccum dilakukan selama 10 menit dengan kekuatan 0,5 bar.
Pada saat proses vaccum juga dilakukan proses pengeringan biokomposit dengan
menggunakan sinar UV. Setelah kering, lepaskan spesimen biokomposit dari
cetkannya dan dilakukan preparasi sesuai ASTM D790 – 17.
Berdasarkan hasil pengujian bending biokomposit PLA dengan penguat
serat ampas tebu didapatkan hasil bahwa dengan penambahan serat ampas tebu
sebagai penguat dapat meningkatkan kekuatan lentur dari sampel biokomposit.
kekuatan bending terus meningkat seiring dengan bertambahnya komposisi serat
pada biokomposit. hal ini dapat dilihat dengan nilai kekuatan bending tertinggi
terjadi pada variasi tertinggi yaitu penambahan 26% serat dengan nilai sebesar
82,82 MPa. Hal ini jauh lebih tinggi dibandngkan dengan sampel PLA murni yang
hanya memiliki kekuatan bending 28,25 MPa. Pada pengamatan morfologi dengan
menggunakan mikroskop perbesaran 200x diketahui terjadi penyebaran serat yang
lebih merata sehingga distribusi beban pada sampel biokomposit menjadi lebih
merata yang mengakibatkan kenaikan kekuatan bending pada biokomposit.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4097]