Optimasi Pemanfaatan Abu Ampas Tebu Guna Meningkatkan Mutu Beton Self Compacting Concrete Dengan Variasi Kapur Puger
Abstract
Pekerjaan konstruksi identik dengan pekerjaan beton. Pelaksanaan
pekerjaan beton dilapangan terkadang mendapat masalah yaitu proses pemdatan
atau vibrasi beton. Penggunaan alat pemadat mengakibatkan adanya honey comb
yang dapat mempengaruhi kuat tekan dan sifat kedap air beton. Inovasi yang
dapat menyelesaikan permasalahan ini adalah self compacting concrete ( SCC).
Beton SCC memiliki kemampuan utuk memadat dan mengalir sendiri. Mix design
beton SCC membutuhkan banyak semen daripada beton normal. Produksi semen
menghasilkan banyak limbah dan mencemari lingkungan. Usaha yang dapat
dilakukan untuk mengurangi penggunaan semen adalah dengan mensubstitusikan
sebagian semen dengan material lain seperti fly ash, abu ampas tebu, dll.
Pada penelitian ini dilakukan substitusi semen degan abu ampas tebu dan
kapur terhadap beton SCC. Variasi yang diambil dalam penelitian ini adalah 5%
AAT +10% kapur dan 5% AAT +20% kapur. Pengujian yang dilakukan adalah
kuat tekan, kuat tarik belah, dan kuat lentur. Mix design menggunakan metode
DoE dan penelitian dilakukan berupa percobaan . Beton SCC normal memiliki
nilai kuat tekan 23,07 MPa, kuat tarik belah 2,04 MPa, dan kuat lentur 4,18 MPa.
Beton variasi 5% AAT nilai kuat tekannya 30,11 MPa, kuat tarik belah 3,03 MPa,
dan kuat lentur 4,67 MPa. Sedangkan Beton dengan variasi 5% AAT +10% kapur
dan 5% AAT +20% kapur mendapat nilai kuat tekan, kuat tarik belah, dan kuat
lentur secara berturut-turut: 25,35 MPa dan 24,89 MPa; 2,48 MPa dan 2,35 MPa;
3,82 MPa dan 4,04 MPa. Variasi abu ampas tebu dan kapur secara efektif
menambah kuat tekan, kuat tarik belah, dan kuat lentur dari beton SCC, hal ini
diakibatkan nilai FAS dalam beton variasi mengalami penurunan dilihat dari hasil
slumpflow. Variasi abu ampas tebu dan kapur memiliki kuat tekan, kuat tarik
belah, dan kuat lentur yang lebih kecil dibanding dengan variasi 5% AAT.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4097]